BPS: Perekonomian Indonesia 2023 Tumbuh 5,05 Persen
Konsumsi dan PMTB berkontribusi 82,51 persen terhadap PDB.
Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2023 mencapai 5,05 persen (c to c).
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan kondisi tersebut ditopang oleh seluruh lapangan usaha yang tumbuh positif pada tahun lalu.
"Lapangan usaha dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi, yaitu industri pengolahan perdagangan pertanian pertambangan dan konstruksi, terus melanjutkan tren pertumbuhan yang positif," katanya pada jumpa pers yang digelar hari ini (5/2).
Amalia mengatalan lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi secara tahunan adalah transportasi dan pergudangan yang mencapai 13,96 persen, disusul lapangan usaha jasa lainnya yang tumbuh 10,52 persen serta akomodasi makanan dan minuman yang tumbuh 10,01 persen
"Ini tentunya didorong antara lain oleh faktor peningkatan mobilitas masyarakat penyelenggaraan event internasional Piala Dunia U-17, pertemuan KTT ASEAN MotoGP Mandalika, dan juga aktivitas persiapan pemilihan umum," ujarnya.
Jika dilihat sumbernya, lapangan usaha industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi dengan 0,95 persen terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 5,05 persen pada tahun lalu.
"Walaupun angka ini relatif lebih kecil dari tahun 2022, namun lebih besar dari tahun 2021. Selain itu pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2023 juga ditopang oleh lapangan usaha seperti perdagangan yang memberikan sumber pertumbuhan sebesar 0,63 persen," katanya.
Kemudian, transportasi dan perdagangan tercatat menjadi sumber pertumbuhan sebesar 0,58 persen, sementara informasi dan komunikasi dengan sumber pertumbuhan 0,49 persen.
"Industri kertas dan barang dari kertas percetakan dan reproduksi media rekaman tubuh 4,52 persen didorong oleh kenaikan permintaan percetakan menjelang Pemilu 2024," ujarnya.
Selain industri manufaktur, lapangan usaha perdagangan juga tumbuh kuat sejalan dengan peningkatan suplai barang domestik dan juga permintaan domestik yang masih relatif tinggi.
Perdagangan mobil sepeda motor dan reparasinya tumbuh 4,5 persen yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan sepeda motor. Lalu, perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor juga tumbuh 4,92 persen akibat peningkatan aktivitas perdagangan barang domestik
Selanjutnya, lapangan usaha transportasi dan pergudangan tumbuh solid seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat.
Angkutan udara tumbuh 28,96 persen ditandai dengan peningkatan jumlah penumpang angkutan udara baik rute domestik maupun internasional.
"Angkutan rel juga tumbuh 23,74 persen ditunjukkan oleh peningkatan jumlah penumpang seiring penambahan jadwal perjalanan kereta api jarak jauh serta permukaan jalur baru LRT Jabodetabek dan kereta cepat Jakarta-Bandung," ujar Amalia.
Lapangan usaha informasi dan komunikasi juga tumbuh stabil didorong oleh penetrasi pengguna internet yang semakin membaik. Informasi dan komunikasi tumbuh 7,59 persen dikarenakan peningkatan jumlah base transceiver station (BTS) beberapa operator komunikasi peningkatan jumlah startup dan peningkatan penetrasi internet di Indonesia.
Konsumsi tumbuh kuat
Sementara itu, berdasarkan pengeluaran, seluruh komponen tumbuh positif, kecuali impor yang mengalami kontraksi 1,65 persen.
Penyumbang utama PDB, menurut komponen pengeluaran, antara lain konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,82 persen, sementara pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi tumbuh 4,40 persen.
"Gabungan keduanya memberikan total kontribusi terhadap PDB sebesar 82,51 persen," kata Amalia.
Di luar itu, komponen LNPRT juga tercatat tumbuh tinggi, yakni 9,83 persen. Ini disebabkan peningkatan aktivitas persiapan Pemilu baik yang dilakukan peserta maupun penyelenggara Pemilu, seperti sosialisasi rakernas, rapimnas dan konsolidasi nasional.
Jika dilihat dari sumbernya, pertumbuhan 5,05 persen didominasi oleh konsumsi rumah tangga yang mencapai 2,55 persen.
"Selain itu, pertumbuhan ekonomi tahun 2023 juga ditopang oleh komponen seperti PMTB dengan kontribusi sebesar 1,38 persen dan net ekspor yang memberikan sumber pertumbuhan sebesar 0,66 persen," ujarnya.