NEWS

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,03 Persen pada Triwulan I-2023

Pulau Jawa mendominasi struktur perekonomian RI.

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,03 Persen pada Triwulan I-2023Pembangunan gedung bertingkat berlangsung di Jakarta, Selasa (9/11/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.
05 May 2023

Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan perekonomian Indonesia pada triwulan I-2023 tumbuh 5,03 persen (yoy), turun 0,92 persen secara kuartalan (qtq) atau dibandingkan triwulan IV-2022 yang tercatat 5,01 persen (yoy).

Berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2023 mencapai Rp5.071,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 Rp2.961,2 triliun.

"Tren pertumbuhan ekonomi tahunan masih tumbuh pada level 5 persen menandakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stabil," ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik, Moh. Edy Mahmud, dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat (5/5).

Dari sisi produksi, lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 15,93 persen. "Kemudian akomodasi dan makan minum 11,55 persen dan jasa lainnya 8,90 persen," katanya.

Namun, secara distribusi perekonomian Indonesia masih didominasi perdagangan (12,95 persen), pertambangan (11,85 persen), pertanian (11,77 persen), dan konstruksi (9,88 persen).

Pertumbuhan menurut pengeluaran

Sementara itu, dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi pada triwulan I-2023 (yoy) sebesar 11,68 persen. Kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi sendiri cukup besar, yakni 22,71 persen.

Sebaliknya, impor yang memberikan kontribusi negatif terhadap PDB mencapai -19,56 persen, tumbuh lebih rendah yakni 2,77 persen.

Selanjutnya, konsumsi rumah tangga yang memiliki distribusi dominan terhadap PDB, yakni 52,88 persen, tumbuh 4,54 persen. "Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tertinggi terjadi pada transportasi dan komunikasi tecermin dari peningkatan penjualan sepeda motor dan mobilitas penumpang," ujarnya.

Lalu, komponen pembentuk modal tetap bruto (PMTB) alias investasi tumbuh minim, yakni 2,11 persen. Padahal, kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai 29,11 persen.

Kemudian, konsumsi pemerintah yang distribusinya 5,32 persen mengalami pertumbuhan 3,99 persen. Ini sejalan dengan kembalinya fungsi belanja pemerintah sebagai instrumen pendorong pertumbuhan. "Kita tahu sepanjang 2022 konsumsi pemerintah tumbuh negatif selama 4 triwulannya," kata Edy.

Konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) tumbuh 6,17 persen dengan distribusi terhadap PDB sebesar 1,17 persen. 

BPS juga mencatat kelompok provinsi di Pulau Jawa pada triwulan I-2023 paling dominan dalam struktur ekonomi Indonesia secara spasial dengan peranan 57,17 persen. Meski begitu, kinerja perekonomiannya mengalami perlambatan pertumbuhan 4,96 persen dibandingkan dengan triwulan I-2022 (yoy).

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.