Sri Mulyani Harap Booming Komoditas Berlanjut di 2022
Booming komoditas diramal lanjut sampai semester I 2022.
Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap booming komoditas masih akan berlangsung hingga tahun depan untuk menopang perekonomian Indonesia. Pasalnnya kenaikan harga komoditas akan mengerek nilai ekspor dan menambah pundi-pundi penerimaan negara. Hal ini memungkinkan pemerintah untuk menggenjot program-program prioritas pemulihan ekonomi di 2022 melalui instrumen APBN.
"Tahun depan kami masih akan mendukung melalui APBN, dengan defiist di 4,8 persen dan juga dengan penerimaan negara, terutama kalau commodity boom meningkat, memungkinkan kita untuk melakukan belanja negara yang didukung untuk prioritas pemulihan ekonomi," ujarnya dalam Working Lunch: Outlook Ekonomi Indonesia 2022, Rabu (15/12).
Dengan belanja pemerintah yang masih difokuskan pada program-program pemulihan ekonomi di tahun depan, ia juga berharap kepercayaan diri masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonominya kian meningkat. Hal ini akan mendorong kembali dunia usaha untuk menambah kapasitas produksinya dan mendatangkan investasi baru.
"Ini diharapkan menimbulkan confidence dari masyarakat, dunia usaha, konsumen, (iklim) investasi. Kalau tahun depan pemulihan ekonomi dunia, meskipun tidak sekuat tahun ini karena inflasi di AS dan Eropa yang tinggi, kita berharap ekspor kita tetap tumbuh dengan robust dan ini akan mendukung pemulihan ekonomi kita semoga bisa di atas 5 persen," jelasnya.
Dalam kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kenaikan harga komoditas diperkirakan masih akan berlangsung setidaknya hingga semester pertama di tahun depan.
Dengan demikian, pemerintah optimistis pemulihan akan lebih terakselerasi di 2022. "Kita terbantu dengan super commodity di mana harga komoditas seluruhnya tinggi, apakah batu bara, karet, sawit dan yang lain. Diharapkan 6 bulan kedepan super commodity tetap baik sehingga dari segi ekspor kita masih punya resiliensi," tuturnya.
Bersiap dengan Endemi
Airlangga juga menyampaikan bahwa kesiagaan pemerintah terhadap gelombang baru penularan pandemi juga tidak akan berkurang dan terus didukung melalui pembiayaan APBN.
"Tentu Covid-19 adalah situasi dinamis dan tak ada satu pun negara bisa memprediksi kapan total hilang. Karena itu yang kita siapkan adalah kemungkinan terburuk termasuk gelombang ketiga, omnicron di mana kuncinya satu: sektor kesehatan harus siap," jelasnya.
Ia juga berharap, pemerintah daerah semakin siap dengan infrastruktur kesehatan yang lebih baik dari sebelumnya serta didukung oleh pelaksana vaksin booster. "Kita harus siapkan pandemi menjadi endemi. Di mana pandemi tidak akan hilang, tapi tentu kekebalan melalui vaksinasi perlu disiapkan. Nah ini disiapkan melalui anggaran (APBN)," imbuh Ketua Umum Partai Golkar tersebut.
Diharapkan, lanjut Airlangga, pada kuartal pertama tahun depan vaksinasi yang dilakukan pemerintah maupun dunia usaha sudah mencapai 80 persen.
"Kalau terjadi lonjakan kita akan kurangi mobilitas dan itu tentu tergantung juga level dari vaksin. Kami harap kuartal pertama lebih dari 80 persen masyarakat kita tervaksinasi sehingga kalau sudah 80 persen relatif terproteksi dari varian Covid-19 sehingga perekonomian lebih baik dari tahun sebelumnya," tandasnya.