Sri Mulyani: Indonesia Akan Pensiunkan 15 GW PLTU
Sri Mulyani luncurkan mekanisme transisi energi Indonesia.
Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meluncurkan kerangka kerja mekanisme transisi energi (energy transition mechanism/ETM) Indonesia di Movenpick Hotel, Jimbaran, Bali, hari ini (14/11).
Dalam skema tersebut, Indonesia berencana untuk mempensiunkan 15 GW pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara untuk beralih ke energi bersih.
"Mengikuti asesmen teknis dan diskusi dengan banyak pemangku kepentingan. Pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi 15 GW pembangkit listrik tenaga batubara untuk pensiun dini. Ini benar-benar ukuran yang besar," ujarnya saat memberi sambutan dalam acara tersebut tersebut.
Hingga saat ini, Ianjut Sri Mulyani, Indonesia telah mengalokasikan US$500 juta untuk mendukung program early retirement untuk PLTU.
Pendanaan tersebut akan memobilisasi lebih dari US$4 miliar pembiayaan untuk mempercepat pensiun PLTU hingga 2 GW pembangkit listrik tenaga batubara yang telah diidentifikasi.
"Ini akan mengurangi 50 juta ton CO2e pada tahun 2030 atau 160 juta ton CO2e pada tahun 2040 jadi ini pencapaian signifikan," tuturnya.
Pensiunkan PLTU Cirebon-1
Sri Mulyani yakin Indonesia dapat memajukan ambisi pengurangan iklim secara tepat waktu dan mempercepat transisi ke energi baru terbarukan (EBT).
"Proses peralihan itu tidak mudah. Kami tidak bisa hanya berkomitmen dalam retorika, maka dari itu kami bekerja sangat keras dalam rencana yang sangat detail dan ini akan membutuhkan investasi yang signifikan," ucap Sri Mulyani.
Beriringan dengan peluncuran ETM Indonesia, PT PLN (Persero) dan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mulai pembahasan pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon-1 di Jawa Barat dengan kapasitas 660 megawatt (MW).
Ini merupakan salah satu proyek dengan kerangka kerja Mekanisme Transisi Energi (ETM) yang diluncurkan hari ini.