Furnitur RI Raup Potensi Transaksi Rp8,5 Miliar di Afsel

Jakarta, FORTUNE - Produk furnitur dan dekorasi rumah asal Indonesia mencatatkan potensi transaksi senilai US$520.500 atau sekitar Rp8,5 miliar dalam ajang Decorex Johannesburg, yang berlangsung pada akhir Juli 2025 di Afrika Selatan.
Capaian ini dilaporkan oleh Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Johannesburg di bawah koordinasi Kementerian Perdagangan (Kemendag). Menurut Kepala ITPC Johannesburg, Efri Yenni, keikutsertaan Indonesia dalam pameran tersebut merupakan langkah strategis untuk memperluas pasar ekspor ke kawasan nontradisional.
"Penetapan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat yang juga menjadi salah satu negara utama ekspor furnitur dan dekorasi rumah Indonesia dapat dijadikan pendorong untuk mencari pasar alternatif baru di negara nontradisional," ujar Yenni dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (8/8).
Sebanyak lima pelaku usaha dari sektor furnitur dan dekorasi turut ambil bagian dalam pameran tersebut. Yenni menilai tingginya minat pengunjung menunjukkan respon positif terhadap produk-produk asal Indonesia.
Pertumbuhan pasar furnitur di Afrika Selatan tercatat signifikan dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan perubahan selera konsumen yang lebih mengutamakan estetika, fungsionalitas, serta keberlanjutan.
"Dengan keunggulan desain dan kualitas produk yang dimiliki, produk furnitur dan dekorasi rumah Indonesia akan diterima pasar Afrika Selatan dengan mudah. Hal tersebut mengingat Afrika Selatan bukan negara penghasil kayu yang dapat diolah menjadi furnitur maupun dekorasi rumah," katanya, menambahkan.
Pada tahun 2024, nilai ekspor Indonesia untuk kategori furnitur dan dekorasi ke Afrika Selatan tercatat sebesar US$15,3 juta. Angka ini baru mewakili sekitar 2,37 persen dari total impor furnitur dan dekorasi negara tersebut, yang mencapai 647,8 juta dolar AS.
Beberapa negara yang menjadi pesaing utama Indonesia di pasar ini antara lain Cina, Thailand, Polandia, Jerman, dan Vietnam.