Ihwal Daya Beli Lemah, Airlangga: Konsumsi Hanya Pindah ke Online

- Masyarakat Indonesia beralih dari belanja langsung ke transaksi digital
- Transaksi e-commerce meningkat 7,55 persen secara kuartalan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional
- Konsumsi rumah tangga tetap menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia
Jakarta, FORTUNE - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan daya beli masyarakat Indonesia tetap kuat. Menurutnya, isu yang beredar saat ini bukan cerminan penurunan daya beli, melainkan adanya pergeseran pola konsumsi dari belanja langsung ke transaksi digital.
Dalam konferensi pers virtual, Selasa (5/8), Airlangga menunjuk lonjakan data transaksi e-commerce yang dilacak Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai indikator nyata dari fenomena ini.
“Belanja masyarakat saat ini shifting ke belanja online. BPS baru mulai melacak data ini tahun lalu, dan hasilnya terlihat transaksi retail online terus tumbuh,” kata Airlangga.
Berdasarkan data BPS, transaksi e-commerce pada kuartal II-2025 meningkat 7,55 persen secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq). Tren ini menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional yang pada periode sama tercatat 5,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Airlangga memaparkan, skala pergeseran ini terlihat dari volume transaksi belanja online yang mencapai 3,24 miliar kali sepanjang 2024. Angka tersebut melonjak lebih dari 11 kali lipat dibandingkan catatan pada 2018 yang hanya 280 juta kali transaksi.
Lonjakan ini terutama didorong oleh permintaan tinggi pada produk perawatan pribadi, kosmetik, serta kebutuhan rumah tangga dan kantor.
Nilai transaksi produk perawatan pribadi dan kosmetik pada 2024 mencapai Rp67,6 triliun atau tumbuh 16,95 persen (YoY). Sementara itu, transaksi produk rumah tangga dan kantor naik lebih signifikan sebesar 29,38 persen (YoY) menjadi Rp72,8 triliun.
“Ini jelas menunjukkan adanya pergeseran perilaku belanja masyarakat ke platform online, bukan karena daya beli turun, tapi karena perubahan preferensi,” kata Airlangga.
Sebagai bukti lebih lanjut, Airlangga menyoroti kinerja keuangan tiga raksasa ritel nasional yang tetap positif di tengah isu pelemahan daya beli. Ketiganya adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), dan PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA).
Berdasarkan laporan keuangan semester I-2025, pendapatan bersih AMRT (Alfamart) tumbuh 7,76 persen, MAPI (SOGO, ZARA) naik 8,72 persen, dan MAPA (Sports Station) meningkat 11,51 persen. Pertumbuhan laba bersih ketiganya juga positif, masing-masing 4,99 persen, 6,85 persen, dan 12,87 persen.
Dengan data tersebut, Airlangga menepis anggapan pesimistis terhadap kondisi konsumen di lapangan.
“Kalau ada isu Rohana [rombongan hanya nanya] dan Rojali [rombongan jarang beli], ini isu yang ditiup-tiup saja. Data menunjukkan fakta berbeda,” katanya.
Konsumsi rumah tangga tetap menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada kuartal II-2025, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Konsumsi rumah tangga bahkan menyumbang 54,25 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dan berkontribusi 2,64 persen terhadap total pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 yang mencapai 5,12 persen (YoY).
“Konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) tumbuh 7,82 persen. Hanya konsumsi pemerintah yang turun 0,33 persen karena tahun lalu ada belanja besar terkait Pemilu,” ujarnya.