Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Indonesia-Belarus Bentuk Komite Ekonomi, Targetkan Perdagangan Naik 5 Kali Lipat

Belarus_2.jpeg
Suasana pertemuan bilateral antara Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita dengan Menteri Luar Negeri Republik Belarus Maxim Vladimirovich Ryzhenkov di Jakarta, Rabu (6/8). (Dok. Kemenperin)
Intinya sih...
  • RI dan Belarus sepakat mempererat kemitraan pada sektor industri melalui inisiatif strategis.
  • Potensi pembentukan joint venture pada sektor otomotif, alat berat, industri agro, metalurgi, dan Industri 4.0 menjadi fokus kerja sama kedua negara.
  • Kementerian Perindustrian akan mengirimkan delegasi ke Minsk untuk merumuskan dokumen perjanjian kerja sama.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah Indonesia dan Belarus sepakat membentuk komite ekonomi bersama (joint economic committee) demi mengakselerasi kemitraan pada sektor industri. Langkah ini menargetkan peningkatan nilai perdagangan kedua negara hingga lima kali lipat dalam tiga tahun ke depan.

Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan antara Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Menteri Luar Negeri Belarus, Maxim Vladimirovich Ryzhenkov, di Jakarta, Rabu (6/8).

“Ini merupakan sebuah langkah segar dalam penguatan hubungan antara Indonesia dan Belarus,” ujar Agus usai pertemuan.

Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto pasca-pertemuan bilateral dengan Presiden Belarus, Aleksandr Lukashenko, di Minsk pada 15 Juli 2025.

Sebagai langkah konkret, Kementerian Perindustrian akan mengirimkan delegasi yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII), Tri Supondy, ke Minsk untuk merumuskan naskah perjanjian kerja sama industri.

Gerbang menuju pasar Eurasia

Menperin Agus menegaskan, Belarus memiliki posisi kunci untuk mempercepat perundingan perjanjian dagang antara Indonesia dan negara-negara Uni Ekonomi Eurasia (IEAEU).

“Penandatanganan perjanjian ini akan membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk Indonesia. Kami melihat potensi negara-negara Eurasia cukup kuat, dan produk kita memiliki peluang besar untuk mengisi pasar tersebut,” ujarnya.

Meskipun nilai perdagangan bilateral saat ini masih relatif kecil, Agus optimistis ada ruang pertumbuhan signifikan.

“Indonesia belum menjadi mitra dagang utama Belarus, sehingga diperlukan strategi diversifikasi pasar. Saya kira target trading antara Indonesia dengan Belarus, kalau kita tetapkan dalam 2-3 tahun bisa naik lima kali lipat, itu bukan hal yang berlebihan,” ujarnya.

Fokus pada sektor strategis

Kerja sama akan difokuskan pada sejumlah sektor strategis melalui skema business-to-business (B2B) yang difasilitasi pemerintah. Sektor tersebut meliputi:

  • Industri otomotif dan komponennya

  • Alat berat dan mesin pertanian

  • Industri berbasis agro (sawit, karet, biofuel)

  • Industri metalurgi

  • Pengembangan kawasan industri dan ekosistem Industri 4.0

Agus menilai prospek ini sangat menjanjikan karena mayoritas perusahaan manufaktur di Belarus merupakan BUMN , sehingga pendekatan antar-pemerintah (G2G) diyakini lebih efektif.

“Kami optimis bahwa dengan kerja sama yang terstruktur dan saling menguntungkan ini, Indonesia dan Belarus dapat membangun kemitraan industri yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan,” kata Agus.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us