JAPFA-Greenfield Gelontorkan Rp33,5 M, Impor Sapi Bunting Australia

- JAPFA-Greenfield mengimpor 1.100 ekor sapi perah bunting dari Australia senilai Rp33,5 miliar.
- Greenfields akan mendistribusikan sapi perah bunting ke 120 peternak lokal di Jawa Timur.
- Inisiatif Japfa-Greenfields sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai swasembada susu dan mendorong kesejahteraan peternak.
Probolinggo, FORTUNE - PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) melalui anak usahanya PT Santosa Agrindo Lestari (Santori), menggandeng PT Greenfields Dairy Indonesia impor 1.100 ekor sapi perah bunting dari Australia. Investasi yang digelontorkan untuk program ini mencapai Rp33,5 miliar, yang mana masing-masing sapi nilainya mencapai Rp30-35 miliar per ekor.
Rachmat Indrajaya, Direktur Corporate Affairs JAPFA mengatakan, dari total impor, hanya 1.080 ekor yang berhasil sampai di Indonesia lantaran 20 sapi mati di perjalanan akibat stres dan kelelahan akibat gelombang laut
"Terlambat satu hari karena lautnya agak gelombang, jadi mual-mual. Tapi bukan karena penyakit," ujar Rachmat dalam Seremonial Penyerahan Simbolis 1.080 Sapi Perah Bunting Jenis Crossbreed kepada Peternak Mitra, Selasa (16/7).
Dalam kerja sama itu, Greenfields akan berperan mendistribusikan sapi perah bunting tersebut ke 120 peternak lokal, yang merupakan mitra binaan yang berada di bawah naungan program Kemitraan Sapi Perah Greenfields (KSG) di Kabupaten Malang, Blitar, Pasuruan dan Kota Batu, Jawa Timur.
Head of Dairy Farm Development & Sustainability, Government, Environment and Safety Farm Greenfields Indonesia Heru Setyo Prabowo mengatakan, program ini diharapkan mampu memperkuat fondasi industri susu sekaligus membangun ekosistem peternakan rakyat yang mandiri. Berdasarkan proyeksinya, sapi perah tersebut bakal menyumbang hingga 17 ton per hari.
"Kami pakai visibility study untuk peternakan rakyat ini (menghasilkan) 15 liter per ekor. Jadi kalau 1100 kira-kira 16-17 ton tambahannya per hari," kata Heru.
Jika program berjalan sesuai rencana, Greenfields menargetkan menambah impor 2.000 ekor sapi per tahun hingga 2028, dengan proyeksi peningkatan produksi dari 20 ribu ton menjadi 50 ribu ton susu per tahun.
"Harapan kita nanti setiap tahun kita akan nambah produksi susu," lanjut Heru.
Dukung Swasembada Susu
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian RI Agung Suganda menyebut inisiatif Japfa–Greenfields sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai swasembada susu dan mendorong kesejahteraan peternak. Pemerintah sendiri menargetkan populasi sapi perah nasional mencapai 998.565 ekor pada 2025–2029.
Menurtnya, peningkatan konsumsi susu merupakan salah satu tantangan utama dalam industri peternakan nasional. Berdasarkan data Kementerian Pertanian RI tahun 2023, Indonesia hanya mampu memenuhi sekitar 20 persen kebutuhan susu nasional, sementara sisanya masih bergantung pada impor. Hal ini disebabkan oleh rendahnya produktivitas peternakan, kualitas susu yang bervariasi, serta keterbatasan infrastruktur dan teknologi.
Dengan adanya mengimpor sapi, maka diharapkan bisa mendorong peningkatan konsumsi susu nasional. Menurut estimasi Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), angka konsumsi susu di Indonesia akan naik dari 4,2 juta ton pada 2024 menjadi 5,3 juta ton pada 2025. Kenaikan ini didorong oleh berpeluncuran program nasional Makan Bergizi Gratis yang ditargetkan menjangkau hingga 82 juta anak Indonesia pada 2029.