Presiden: Bali Harus Transformasi, Tak Hanya Andalkan Pariwisata
Pemerintah menyiapkan sejumlah ikhtiar transformasi Bali.
Jakarta, FORTUNE - Perekonomian Bali yang mengandalkan pariwisata ditengarai menjadi penyebab kinerja ekonomi wilayah tersebut terkontraksi paling dalam selama pagebluk COVID-19. Provinsi tersebut harus segera melakukan transformasi dengan melakukan diversifikasi sektor usaha.
Demikian pernyataan Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan pada Peluncuran Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali di Denpasar, Bali, Jumat (6/12).
“Sektor pariwisata yang diandalkan Bali ini adalah sektor yang paling awal terimbas, dan sektor yang memang paling belakang untuk pulih,” katanya seperti dikutip dari Antara.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Bali pada kuartal ketiga terkoreksi 2,91 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Bahkan, jika ditinjau secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), perekonomian wilayah tersebut minus 4,08 persen.
Kontraksi tersebut membuat perekonomian Bali paling lambat di antara 33 provinsi lainnya. Saat perekonomian nasional tumbuh positif 3,51 persen yoy, Bali mencatat minus. Tahun lalu perekonomian Bali turun 9,31 persen, lebih parah dari koreksi perekonomian nasional yang mencapai 2,07 persen.
Pariwisata masih menjadi tulang punggung
Pada saat perekonomian Bali terkontraksi pada Juli–September 2021, sektor penyediaan akomodasi makanan dan minuman atau pariwisata masih dominan dengan kontribusi 16,13 persen terhadap produk domestik regional bruto (PDRB). Pada periode sama, sektor tersebut minus 9,23 persen.
Lalu, sektor pertanian, kehutanan, perikanan, dan konstruksi juga menjadi andalan Bali dengan kontribusi masing-masing 15,92 persen dan 11,41 persen. Sektor pertanian pada periode sama terkoreksi 0,87 persen, sedangkan konstruksi masih tumbuh 2,52 persen.
Jika ditinjau dalam jangka panjang, sumbangan pariwisata terhadap perekonomian Bali sebenarnya relatif menurun. Berdasarkan data BPS, pada era sebelum pandemi COVID-19 (kuartal ketiga 2019) kontribusi pariwisata mencapai hampir seperempat atau persisnya 23,59 persen.
Sejumlah ikhtiar
Menurut Jokowi, terdapat tiga ikhtiar yang perlu menjadi perhatian demi perubahan ekonomi Bali. Pertama, perlunya peningkatan diversifikasi ekonomi agar tidak bergantung hanya pada satu sektor.
“Di tengah sektor pariwisata yang mengalami pukulan hebat, sektor pertanian justru mampu bertahan. Bahkan tumbuh positif dibandingkan dengan sektor-sektor yang lain. Detail seperti ini semua harus tahu dan apa yang harus kita lakukan kita semua harus mengerti,” katanya.
Hal penting kedua, paradigma dan tata kelola pariwisata harus memprioritaskan kesehatan dan keamanan. Kemudian yang ketiga, pariwisata di Bali harus bertransformasi dari mass tourism menjadi green tourism.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengatakan transformasi ekonomi Bali, yaitu Ekonomi Kerthi Bali, akan memiliki enam strategi, terdiri dari: Bali pintar dan sehat, strategi Bali produktif, strategi Bali hijau, strategi Bali terintregrasi, strategi Bali smart island, dan strategi Bali kondusif.
Menurut Suharso, transformasi diharapkan akan membuat perekonomian Bali tumbuh rata-rata 7,4 persen per tahun. “Produktivitas tenaga kerja juga diharapkan meningkat hingga empat kali lipat dan PDRB per kapita akan meningkat hingga delapan kali lipat,” kata dikutip Antara.