Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mengenal Pacu Jalur, Lomba Dayung Tradisional asal Riau

Festival Pacu Jalur Taluk Kuantan 2022 (Dok. Kememparekraf RI)

Baru-baru ini, aksi lincah penari cilik di ujung perahu mencuri perhatian pengguna media sosial. Aksinya tersebut viral lewat tren “Aura Farming” yang menampilkan semangat sang penari. Menariknya, banyak publik figur global yang meniru aksi penari cilik tersebut.

Ternyata, video viral itu berawal dari tradisi lomba dayung yang berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau. Lomba dayung tersebut bernama Pacu Jalur.

Ingin tahu lebih dalam tentang tradisi pacu jalur yang sedang viral? Simak sejarah hingga maknanya yang menarik diketahui di bawah ini.

Apa itu pacu jalur?

Secara harfiah, kata “pacu” berarti perlombaan atau balapan dan kata “jalur” artinya perahu panjang tradisional. Pacu jalur adalah tradisi perlombaan perahu panjang yang berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.

Bagi masyarakat Kuansing, jalur dipahami sebagai perahu besar yang terbuat dari kayu gelondongan dan dapat dikayuh oleh sekitar 45 sampai 60 orang yang disebut anak pacu.

Tradisi ini sudah lama diwariskan secara turun-menurun sebagai ikon kebanggaan masyarakat setempat. Biasanya, pacu jalur menjadi kegiatan tahunan yang dijadikan sebagai pesta rakyat.

Sejarah pacu jalur

Tradisi ini dianggap lahir dari kebutuhan masyarakat terhadap transportasi sungai yang berkembang menjadi ajang adu kekuatan, sportivitas dan kebanggaan kolektif antardesa.

Sejarah pacu jalur diperkirakan berawal dari abad ke-17. Hidup di sepanjang Sungai Kuantan menjadikan transportasi sungai seperti perahu sebagai alat transportasi utama. Saat itu, masyarakat setempat mengandalkan perahu atau jalur sebagai transportasi untuk mengangkut hasil bumi yang bisa menampung 40-60 orang.

Seiring perkembangan, jalur mulai diberi ukiran bentuk binatang dan dilengkapi hiasan di sekitarnya yang menunjukkan identitas sosial. Lama kelamaan, jalur berkembang menjadi ajang perlombaan di kalangan warga setempat.

Pacu jalur awalnya digelar untuk memperingati hari besar keagamaan dan perayaan adat. Kini, pesta rakyat tersebut dilaksanakan setiap bulan Agustus untuk merayakan kemerdekaan Republik Indonesia.

Tradisi tahunan ini telah tercatat sebagai agenda resmi Pemerintah Provinsi Riau sejak tahun 1903 dalam bentuk Festival Pacu Jalur. Sejak 2014, tradisi pacu jalur resmi tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Makna filosofi pacu jalur

Selain nilai sejarah pacu jalur, kearifan lokal ini mengandung nilai adat, spiritual, dan sosial. Pacu jalur bukan sekadar adu kecepatan dan kekuatan, tetapi tradisi ini merepresentasikan semangat kolektif, harmoni, dan kearifan lokal yang telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat. 

Biasanya, masyarakat akan melakukan ritual adat dalam pembukaan jalur sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan penjaga sungai. Para anak pacu yang bertugas mengayuh jalur menyimbolkan semangat dan harmoni masyarakat.

Tarian yang viral dari tren “Aura Farming” menjadi bagian tidak terpisahkan dari tradisi pacu jalur. Pasalnya, tarian yang dilakukan penari cilik di ujung jalur melambangkan kegembiraan dan pemompa semangat bagi tim pendayung.

Aksi penari yang mencuri perhatian dunia tersebut menyiratkan ketangkasan dan harmoni dalam kehidupan masyarakat. Gerakan tangan terbuka ke atas melambangkan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan.

Festival Pacu Jalur 2025 segera diselenggarakan

Festival pacu Jalur kembali hadir sebagai agenda tahunan masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Pesta rakyat tahun ini mengusung tema “Pacu Jalur Mendunia UMKM Semakin Jaya”.

Dilansir akun Instagram @pacujalur_net, rangkaian Festival Pacu Jalur 2025 telah berlangsung sejak pertengahan tahun, tepatnya bulan Juni di sekitar wilayah rayon. Puncak Festival Pacu Jalur 2025 akan diselenggarakan pada tanggal 20-24 Agustus 2025 di Tepian Narosa, Teluk Kuantan.

Tidak hanya perlombaan dayung tradisional, festival ini juga dimeriahkan oleh pertunjukan seni daerah, panggung budaya, dan bazar UMKM.

Kekayaan budaya yang penuh makna dari tradisi pacu jalur menjadi manifestasi kearifan lokal unik dan wajib dilestarikan. Tidak heran, Festival Pacu Jalur selalu dinantikan oleh wisatawan lokal hingga internasional.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yunisda DS
EditorYunisda DS
Follow Us