Pengusaha Vietnam Mau Investasi Sapi, Bakal Bebas Bea Impor


- Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, menerima kunjungan Chairman TH Group Vietnam untuk menjajaki peluang investasi di sektor susu Tanah Air
- Pemerintah RI siap memberikan insentif kebijakan dan fasilitas pendukung investasi peternakan susu skala besar
- Kementan RI menargetkan dapat mendatangkan 200 ribu ekor sapi perah dan 200 ribu ekor sapi pendaging pada tahun 2025
Jakarta, FORTUNE – Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman menerima kunjungan Chairman TH Group Vietnam, Madam Thai Huong, Kamis sore (13/2) di Jakarta. Kunjungan ini dalam rangka menjajaki peluang investasi di sektor industri susu di Indonesia.
Hal ini menjadi langkah awal bagi kerja sama strategis antara TH Group Vietnam dan pihak Indonesia ke depannya.
Pemerintah Indonesia berkomitmen penuh untuk mendukung investasi dari luar negeri di sektor susu, khususnya dengan mitra terpercaya seperti TH Group Vietnam. Amran pun menegaskan bahwa pemerintah siap memberikan berbagai insentif kebijakan, mulai dari pembebasan bea impor untuk ternak dan peralatan industri susu, hingga skema pendanaan dengan bunga kompetitif serta asuransi usaha peternakan.
“Keberhasilan investasi industri susu tidak hanya bergantung pada lahan, tetapi juga infrastruktur yang memadai. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk membangun akses jalan yang lebih baik, memastikan pasokan listrik yang stabil, serta menyediakan fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi pekerja di sektor ini,” kata Amran dalam keterangannya, dikutip Jumat (14/2).
Siapkan tiga lokasi
Sebagai bentuk fasilitasi, Kementan RI sudah menyiapkan tiga lokasi strategis yang bisa digunakan untuk investasi peternakan susu skala besar. Di antaranya Wajo-Sidrap (Sulawesi Selatan), Barito Utara-Barito Selatan (Kalimantan Tengah), dan Poso (Sulawesi Tengah).
Selain penyediaan lahan, pemerintah pun memastikan infrastruktur pendukung seperti akses jalan, listrik, air bersih, serta layanan kesehatan dan pendidikan bagi pekerja di kawasan peternakan. Pemerintah kini terus mendorong masuknya investasi luar negeri untuk peternakan sapi.
Upaya ini dilakukan sebagai salah satu langkah strategis dalam mewujudkan swasembada pangan. Pada 2025, Kementan RI menargetkan untuk dapat mendatangkan 200 ribu ekor sapi perah dan 200 ribu ekor sapi pendaging.
Dengan pertemuan ini, diharapkan kerja sama investasi antara Indonesia dan TH Group Vietnam bisa secepatnya diwujudkan, sehingga mampu meningkatkan produksi susu dalam negeri dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Program Makan Bergizi Gratis kurang produksi susu 8,5 juta ton
Sementara itu, dalam sambutannya, Amran menyebut Indonesia memiliki kebutuhan susu dan daging sapi yang cukup besar. Saat ini, produksi susu segar dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 20 persen dari kebutuhan nasional, dengan defisit mencapai 4,9 juta ton.
Angka tersebut makin meningkat dengan adanya program makan bergizi gratis (MBG) dari pemerintah, yang menambah kebutuhan sebesar 3,6 juta ton susu segar.
“Indonesia harus bisa meningkatkan kapasitas produksi susu dan daging sapi, yaitu sekitar 4,9 juta ton untuk susu segar dan 0,83 juta ton untuk daging sapi,” ujar Amran.
“Dengan tambahan kebutuhan dari program makan bergizi gratis, kekurangan produksi menjadi 8,5 juta ton untuk susu segar dan 0,88 juta ton untuk daging sapi,” kata dia.