Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Penjualan Mobil Turun, Menteri Agus Larang PHK di Industri Otomotif

GAIKINDO_1.jpeg
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan sambutan pada acara GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 di ICE BSD Tangerang, Rabu (24/7). (Dok. Kemenperin)
Intinya sih...
  • Menperin Agus meminta industri otomotif tidak melakukan PHK meskipun menghadapi penurunan kinerja sementara.
  • Agus optimistis pemulihan akan segera terjadi, karena prospek jangka panjang pasar otomotif nasional masih menjanjikan.
  • Industri otomotif nasional memiliki struktur kuat dan terintegrasi, memberi dampak besar terhadap perekonomian.

Jakarta, FORTUNE - Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengeluarkan instruksi tegas kepada para pelaku industri otomotif untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah tantangan pelemahan pasar saat ini.

Dia menyampaikan pernyataan tersebut saat membuka pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (24/7).

"Ini perintah dari pemerintah kepada pelaku industri, jangan sampai ada PHK," kata Agus dalam sambutannya.

Agus Gumiwang mengakui adanya penurunan kinerja industri otomotif yang bersifat sementara. Penjualan kendaraan di kawasan ASEAN turun 5,4 persen pada 2024. Di Indonesia sendiri, penurunannya mencapai 12,8 persen, sementara Thailand mengalami kontraksi lebih dalam hingga 24,7 persen.

Meskipun demikian, Agus optimistis prospek jangka panjang pasar otomotif nasional masih sangat menjanjikan. Menurutnya, potensi pertumbuhan di dalam negeri masih sangat besar, yang tecermin pada rasio kepemilikan mobil yang masih rendah.

"Berdasarkan data OICA 2024, Indonesia memiliki rasio kepemilikan mobil hanya 99 per 1.000 penduduk. Angka ini jauh di bawah Malaysia (490), Thailand (275), dan Singapura (211)," kata Agus.

Ia menambahkan, struktur industri otomotif nasional sudah sangat kuat dan terintegrasi dari hulu ke hilir. Sektor ini memiliki efek pengganda (multiplier effect) yang signifikan bagi perekonomian, baik ke sektor pendukung (logam, karet, elektronik) maupun sektor turunan (perdagangan, logistik, pembiayaan).

"Ketika momentum itu datang, industri otomotif kami harapkan telah siap untuk terbang tinggi dengan integrasi yang lebih kuat, efisien, dan berdaya saing tinggi," ujarnya.

Untuk menghadapi tekanan global, Agus mendorong industri nasional belajar dari strategi Cina. Negara tersebut berhasil mencatatkan pertumbuhan produksi dan penjualan di atas 9 persen pada 2024 berkat strategi harga yang tepat dan insentif tukar tambah.

Selain itu, Cina juga berhasil meningkatkan ekspornya dengan menyasar pasar-pasar non-tradisional seperti Meksiko, Australia, dan Timur Tengah demi menghindari tarif tinggi.

"Peningkatan ekspor ini disebabkan oleh pemilihan tujuan ekspor yang strategis," ujar Agus.

Pemerintah, menurutnya, menaruh harapan besar pada penyelenggaraan GIIAS 2025 sebagai pemicu kebangkitan industri otomotif. Selain menampilkan produk dan inovasi terkini, pameran ini diharapkan dapat menggairahkan kembali minat belanja masyarakat dan mendorong kolaborasi antara pelaku industri dan pemerintah.

“Pameran ini mudah-mudahan bisa menjadi titik untuk mengembalikan keinginan belanja dari masyarakat Indonesia untuk membeli kendaraan,” katanya.

Agus juga mengapresiasi para produsen yang meluncurkan kendaraan ramah lingkungan seperti eXtended Electric Vehicle (xEV), sebagai wujud nyata dukungan terhadap komitmen nasional dalam menurunkan emisi gas rumah kaca.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us