NEWS

Dikecam di Berbagai Negara, Bagaimana Masa Depan Bitcoin?

Cina dan sejumlah negara lain melarang penggunaan bitcoin.

Dikecam di Berbagai Negara, Bagaimana Masa Depan Bitcoin?Ilustrasi Bahaya Besar di Balik Populernya Bitcoin/Pixabay
07 January 2022

Jakarta, FORTUNE - Tindakan keras Cina terhadap penambangan Bitcoin tahun lalu—yang berpuncak pada larangan penuh pada September—mendorong para penambang mencari lahan baru. Banyak yang berbondong-bondong mencari ladang hijau di negara-negara Nordik, sementara yang lain memanfaatkan batu bara dan gas alam di Kazakhstan, Iran, Kosovo, dan Abkhazia kecil.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, beberapa tempat menyambut para penambang secara massal. Para pendatang baru pun menyita volume listrik yang sangat besar, menciptakan kekurangan pasokan daya, dan mengakibatkan pemadaman listrik dari Teheran ke Almaty.

Sentimen ini menjadi berita buruk bagi para pendukung kripto, yang memperkirakan kiamat industri Bitcoin akan segera tiba, menyusul masifnya kampanye mengurangi emisi karbon dengan energi terbarukan. Bitcoin kemudian dikecam serius di berbagai negara. Apakah kiamat kripto segera tiba?

Larangan Cina dan 8 negara lainnya

Dilansir dari Fortune pada Jumat (7/1),  Mesir, Irak, Qatar, Oman, Maroko, Aljazair, Tunisia, Bangladesh, dan Cita semuanya melarang cryptocurrency.  “Empat puluh dua negara lain, termasuk Aljazair, Bahrain, Bangladesh, dan Bolivia, secara implisit telah melarang mata uang digital dengan membatasi kemampuan bank untuk menangani kripto, atau melarang pertukaran mata uang kripto,” tulis ringkasan laporan Law Library of Congress yang dipublikasikan pada November 2021.

Jumlah negara dan yurisdiksi yang telah melarang kripto sepenuhnya atau secara implisit telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2018, ketika organisasi tersebut pertama kali menerbitkan laporan tentang masalah tersebut. 

Pemerintahan di berbagai negara, menilai cryptocurrency menjadi gerbang untuk menyalurkan uang ke sumber ilegal. Mereka juga berpendapat bahwa kebangkitan kripto dapat mengacaukan sistem keuangan mereka.

Masalah energi dalam tambang bitcoin

Banyaknya persoalan krisis energi juga menjadi sorotan dan peringatan bagi negara-negara tujuan para penambang kripto. Mereka yang diusir dari Cina mendarat di Kazakhstan atau Iran, kemudian diusir lagi. Sebagian pergi ke Texas, yang berpotensi jadi magnet terbesar bagi para pendatang. 

Ekonom Belanda,  Alex de Vries, yang melacak penggunaan energi Bitcoin, dalam situs webnya Digiconomist mengatakan, “Itu hal paling absurd yang pernah saya dengar. Ketika permintaan energi memuncak di musim dingin dan musim panas, dan penambangan Bitcoin membuat persediaan daya menipis dari sebelumnya, hasilnya tidak akan bagus,” katanya dikutip dari Fortune pada Jumat (7/1).

Contoh nyata di Kosovo dalam beberapa tahun terakhir, listrik murah yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga batu bara Kosovo telah menarik banyak penambang. Industri ini sangat kuat di negara Balkan. Bitcoin pun populer di kalangan anak muda Serbia. Imbasnya, pemadaman di pembangkit listrik tenaga batu bara telah memaksa pemerintah untuk mengimpor sejumlah besar gas alam yang mahal dari tetangganya di Eropa. Saat ini, sekitar 40 persen energi Kosovo berasal dari luar negeri. Dampak lain adalah pemotongan konsumsi energi pada rumah dan bisnis. Pada 31 Desember 2021, pemerintah Kosovo pun mengumumkan larangan penambangan kripto di seluruh wilayah.

Krisis lainnya terjadi di Abkhazia kecil. Pada tahun 2020, sekitar 625 tambang kripto bermunculan di seluruh negara berpenduduk 250.000 jiwa itu. Invasi Bitcoin meningkatkan konsumsi listrik sekitar 20 persen. Dampaknya pada pertengahan November 2020 rumah dan pabrik di seluruh Abkhazia menjadi gelap. Pemerintah setempat secara resmi melarang industri tersebut dan menindak tegas dengan menyerbu rumah penduduk dan bisnis kripto, serta mendobrak pintu dan memotong kabel.  

Alex de Vries mengatakan, dampak buruk yang terjadi di negara berkembang akibat penambangan Bitcoin, adalah peringatan bagi Texas, New York, dan Kentucky, serta negara-negara Eropa seperti Jerman dan Irlandia yang masih menyambut industri ini. Semakin banyak negara yang menutup pintu pada Bitcoin, semakin sedikit tempat bagi para penambang dan memberi tekanan besar pada industri mata uang kripto ini.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.