Prabowo Targetkan APBN Tanpa Defisit pada 2028

- Prabowo Subianto menargetkan APBN kembali surplus pada 2028.
- Pemerintah akan mengembangkan skema pembiayaan kreatif dan menghilangkan kebocoran anggaran.
- RAPBN 2026 proyeksikan defisit sebesar Rp638,8 triliun atau 2,48 persen dari PDB.
Jakarta, FORTUNE - Presiden Prabowo Subianto menargetkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai posisi surplus atau minimal tanpa defisit paling lambat pada 2028. Target ambisius ini disampaikan di tengah proyeksi defisit RAPBN 2026 yang masih cukup besar.
Dalam pidato penyampaian RAPBN 2026 di Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, Jumat (15/8), Prabowo menyatakan strategi utama mencapai target tersebut adalah dengan menghilangkan kebocoran anggaran pada semua sektor, melakukan efisiensi belanja, dan mengoptimalkan pendapatan negara.
“Harapan saya, suatu saat, apakah di 2027 atau 2028, saya bisa berdiri di podium ini menyampaikan bahwa kita berhasil punya APBN yang tidak ada defisit sama sekali,” kata Prabowo.
Meskipun menargetkan surplus dalam tiga tahun ke depan, pemerintah memproyeksikan defisit anggaran pada 2026 sebesar Rp638,8 triliun atau 2,48 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini berasal dari rencana belanja negara Rp3.786,5 triliun dengan pendapatan Rp3.147,7 triliun.
Menurut Prabowo, tren penurunan defisit akan terus diupayakan melalui pembiayaan yang hati-hati (prudent), inovatif, dan berkelanjutan. Ia juga menekankan pentingnya mengembangkan skema pembiayaan kreatif yang tidak hanya bergantung pada APBN.
Untuk mewujudkan agenda besar ini, Prabowo secara terbuka meminta dukungan seluruh kekuatan politik di Indonesia untuk bersama-sama memberantas praktik korupsi dan inefisiensi.
"Kita harus berani, kita harus berani dan kita harus bertekad, menghilangkan kebocoran, menekan segala bentuk kebocoran dan untuk itu saya minta dukungan seluruh kekuatan politik yang ada di Indonesia," ujarnya.
Presiden menambahkan, APBN ke depan harus dirancang agar tetap fleksibel, sehat, dan kredibel sehingga mampu merespons berbagai potensi guncangan ekonomi.