4 Fakta Antonov AN-225, Pesawat Terbesar Dunia yang Dihancurkan Rusia
Perbaikan pesawat terbesar ini memakan biaya US$3 miliar.
Jakarta, FORTUNE - Pesawat terbesar di dunia, Antonov AN-225, dikabarkan hancur akibat serangan Rusia ke Ukraina. Burung besi berjuluk Mriya, yang dalam bahasa Ukraina berarti ‘mimpi’ sebelumnya tengah diparkir di dekat kota Kiev saat menjalani perbaikan.
Pesawat tersebut tercerai-berai setelah militer Rusia menguasai bandar udara di Hostomel, tempat benda itu berada. Usai serangan, pemerintah Ukraina tak tinggal diam.
Mengutip cuitan di Twitter resmi, mereka berujar, “Kami akan membangun kembali pesawat. Kami akan memenuhi impian kami tentang Ukraina yang kuat, bebas, dan demokratis.”
Menurut Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, hancurnya Mriya tak akan meredupkan mimpi Ukraina menjadi negara Eropa yang kuat dan independen.
Melansir berbagai sumber, Fortune Indonesia mencoba merangkum beberapa fakta menarik seputar pesawat terbesar dunia Antonov AN-225. Berikut ulasannya:
1. Dirancang sebagai pesawat pengangkut pesawat luncur
Apa itu Antonov AN-225? Melansir India Today, Mriya atau AN-225 merupakan pesawat angkut super berat yang awalnya dikembangkan oleh lembaga antariksa Buran sebagai transportasi pengorbit antar-jemput. Burung besi itu juga berfungsi sebagai komponen roket pembawa pesawat luncur Energiya pada akhir 1980-an.
Akan tetapi, pesawat itu ‘dirumahkan’ pada 1991 setelah kerajaan Uni Soviet runtuh. Pada 2010, tepatnya setelah gempa Haiti, AN-225 sesekali dipakai untuk mengirimkan bantuan.
2. Dipakai sebagai transportasi alat uji Covid-19
Beberapa bulan belakangan, pesawat terbesar di dunia—AN-225—dimanfaatkan untuk mengirim alat uji Covid-19 dari Cina ke daerah-daerah yang terdampak pandemi secara parah.
Pesawat juga digunakan untuk mengangkut kargo-kargo bermuatan berat sejak tahun 2000-an.
3. Memegang rekor muatan barang tunggal terberat
AN-225 memiliki panjang badan 276 kaki atau 84 meter, maka tidak heran jika pesawat ini dijuluki sebagai pesawat terbesar di dunia. Pesawat itu juga memegang rekor muatan barang tunggal terberat, yakni 418.830 pon atau 189.980 kilogram.
Melansir Live Science, AN-225 juga pernah mengangkut total muatan terberat hingga 559.580 lbs atau 253.820 kilogram.
4. Biaya perbaikan AN-225 bisa mencapai lebih US$3 miliar
Kondisinya yang hancur, membuat pesawat ini disebut sangat sulit diperbaiki bahkan membutuhkan biaya besar.
Perusahaan Antonov, pengguna pesawat untuk kebutuhan kargo berat sejak 2001, mengatakan, “tak bisa memverifikasi kondisi teknis pesawat sampai para ahli memeriksanya.”
Akan tetapi, Ukroboronprom atau lembaga pertahanan negara Ukraina—pengelola Antonov—memperkirakan bahwa perbaikan pesawat terbesar di dunia itu membutuhkan dana lebih dari US$3 miliar. Masa pemulihan pesawat yang hancur pun bisa mencapai lima tahun.
“Biaya akan ditanggung oleh pemerintah Rusia,” kata Antonov.