Jakarta, FORTUNE - Pada 2023, Bank Indonesia (BI) menargetkan sektor prioritas halal calue chain (HVC) yang meliputi sektor pertanian, makanan dan minuman halal, fesyen muslim, dan pariwisata ramah muslim akan tumbuh sebesar 4,5 sampai 5,3 persen. Kemudian diikuti dengan pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah sebesar 14 sampai 16 persen.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, mengatakan sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional, pihaknya optimistis perbaikan ekonomi syariah juga akan terus berlanjut.
"Didorong oleh kinerja sektor pertanian dan sektor pariwisata ramah muslim, dengan dukungan pembiayaan syariah yang juga terus meningkat dan sinergi antarlembaga,” katanya dalam Sharia Economic & Financial Outlook (ShEFO) 2023 dikutip Rabu (22/2).
Strategi penguatan ekonomi dan keuangan
Juda juga menyampaikan, ada lima strategi penguatan untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di masa depan.
Pertama, pengembangan halal value chain melalui penguatan kapasitas pelaku dan model bisnis syariah. Termasuk langkah akselerasi proses sertifikasi halal.
Kedua, pengembangan inovasi kebijakan dan instrumen pasar keuangan sebagai alternatif skema pembiayaan serta pendanaan syariah. Ini meliputi pengembangan blended finance, seperti integrasi keuangan komersial dan sosial syariah.
Ketiga, penguatan gaya hidup halal atau halal lifestyle melalui dukungan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) sebagai strategic initiator. Di samping itu, mendorong Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST) menjadi modest fashion rujukan global.
Keempat, melakukan akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan syariah. Upayanya yakni melakukan halal traceability memanfaatkan teknologi blockchain dari hulu ke hilir. Selain itu, akselerasi digitalisasi Ziswaf (Zakat, Infaq, Shodaqah dan Wakaf) untuk meningkatkan transparansi dan inklusifitas.
Kelima, atta’awun atau sinergi dan kolaborasi sebagai kunci keberhasilan pengembangan ekonomi syariah ke depan.