Jakarta, FORTUNE - Buku Penjaminan Pembiayaan Syariah ‘Penguatan UMKM melalui Penjaminan Syariah’ resmi diluncurkan. Buku ini sekaligus menandai hari jadi ke-10 Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah atau Askrindo Syariah.
Buku setebal 112 halaman ini diterbitkan oleh IPB Press dan ditulis oleh lima orang praktisi industri penjaminan, yaitu Komisaris Utama Askrindo Syariah, Siti Ma’rifah, Komisaris Askrindo Syariah yang juga Direktur Kepatuhan, SDM dan Manajemen Risiko Askrindo, Kun Wahyu Wardana. Selain itu, Plt. Direktur Utama Askrindo Syariah, Subagio Istiarno, Direktur Pemasaran Askrindo Syariah, Aviantono Yudihariadi dan Antoni Ludfi Arifin.
Komisaris Utama Askrindo Syariah, Siti Ma’rifah mengatakan, buku Penjaminan Pembiayaan Syariah ‘Penguatan UMKM melalui Penjaminan Syariah’ ini merupakan buku yang disusun berdasarkan pendekatan kajian literatur dan pengalaman praktik empiris penulis sebagai praktisi di bisnis penjaminan.
Dengan demikian, buku ini dapat menjadi asupan informasi mengenai dunia industri penjaminan kredit, khususnya penjaminan pembiayaan syariah.
"Penguatan UMKM dirasakan penting, karena UMKM banyak yang bisnisnya feasible, tapi tidak bankable, ditambah UMKM juga memiliki daya tahan yang kuat terhadap terpaan krisis ekonomi pada 1998 lalu dan pandemi Covid-19. Namun, mereka tetap mampu bertahan dalam kondisi turbulensi tersebut,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (1/12).
Dia menambahkan, pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan, baik bank maupun nonbank memerlukan agunan, di sinilah peran penjaminan pembiayaan syariah sebagai lembaga penjaminan, agar UMKM mampu mendapatkan dukungan pembiayaan dan bertumbuh.
Sementara itu, Plt. Direktur Utama Askrindo Syariah, Subagio Istiarno menyebut 10 tahun pertama dalam sebuah perusahaan adalah pengalaman dan fase pembelajaran yang sangat berharga untuk bekal memasuki dekade berikutnya.
"Pasang surut usaha sudah kami jalani, bersama dengan para mitra terbaik kami, kami yakin dalam menjalankan amanah untuk negeri, terus bersinergi dan tumbuh bersama,” katanya.
Perjalanan Askrindo Syariah
Subagio juga menjelaskan, selama satu dekade ini, Askrindo Syariah telah mencatatkan rekor-rekor baru, menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang tumbuh signifikan, serta menerima berbagai penghargaan dari pemerintah maupun lembaga independen.
Total aset sepuluh tahun lalu yang awalnya 'hanya' Rp105,5 miliar kini telah tumbuh menjadi Rp2,1 triliun atau tumbuh sekitar 2.000 persen pada posisi akhir Oktober 2022.
"Imbal Jasa Kafalah (IJK) Bruto kami pada 2013 hanya Rp8,3 miliar akan tetapi hingga oktober 2022 kami telah mencatatkan sebesar Rp831,9 miliar, naik sekitar 1.000 persen dibandingkan 10 tahun lalu.
Untuk ekuitas hingga oktober 2022 kami telah mencatatkan senilai Rp641,7 miliar dan laba bersih kami yang sepuluh tahun lalu tidak sampai Rp1 miliar, yaitu 'hanya Rp844 juta saat ini sudah mencapai Rp158,5 miliar," ujarnya.
Menurutnya, perkembangan kinerja Askrindo Syariah berkat dukungan dari mitra strategis perusahaan, pemegang saham dan seluruh stakeholder yang telah bekerja sama, bersinergi dan tumbuh bersama.
“Dekade berikutnya harus menjadi era baru yang lebih baik dari sebelumnya. Khususnya dalam memberikan kinerja terbaik perusahaan, memberikan pelayanan terbaik kepada mitra bisnis dan bersama seluruh mitra ikut mengembangkan ekosistem keuangan syariah di Indonesia,” kata dia.