Jakarta, FORTUNE - Sekretaris Jenderal MES, Iggi H. Achsien, mengatakan bahwa Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) terus mendukung program 10 juta sertifikasi halal pemerintah.
“MES mendukung program pemerintah, tapi kami berupaya mendorong untuk 15 juta sertifikasi halal dari wirausaha Muslim ini dalam dua tahun," katanya dalam peluncuran MuslimPreneur by MES pada Rabu, (3/2).
Untuk itu, MES akan berkoordinasi erat dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), dan juga Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk hal ini.
Sertifikasi halal tersebut terbuka untuk berbagai produk dari para MuslimPreneur, seperti makanan halal, personal care, kosmetika dan lainnya.
Ciptakan wirausahawan baru melalui MuslimPreneur
Selain mendorong sertifikasi halal, melalui program MuslimPreneur diharapkan akan semakin banyak wirausahawan baru. MuslimPreneur by MES merupakan komunitas pemuda sebagai bagian dari program Talenta Wirausaha BSI yang sebelumnya telah diluncurkan Januari lalu.
Program ini dibentuk dalam rangka memacu semangat kewirausahaan generasi muda. Nantinya para MuslimPreneur akan dibekali dengan berbagai keterampilan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing produk, sehingga skala usahanya dapat meningkat.
MES berharap dengan semakin banyaknya wirausahawan Muslim, maka pengembangan produk halal Indonesia akan semakin mempercepat upaya menjadi pusat halal dunia.
Selain kewirausahaan, MuslimPreneur by MES juga hadir untuk mendorong terciptanya lapangan kerja, khususnya bagi para pemuda.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 mencatat terjadi kesenjangan pemuda dalam hal lapangan kerja, di mana Tingkat Pengangguran Terbuka mencapai 15,23 persen. Adapun jumlah partisipasi generasi pemuda pada aktivitas wirausaha masih berkisar 3,47 persen dari total penduduk Indonesia.
Wakil Menteri BUMN RI, Pahala Nugraha Mansury yang juga Ketua VI Pengurus Pusat MES mengatakan, kekuatan wirausahawan merupakan sumber bagi pertumbuhan ekonomi.
"Kita percaya bahwa sumber pertumbuhan ekonomi itu bisa bangkit, tentu salah satunya adalah kekuatan yang berasal dari para wirausahawan," katanya.
Dirinya melanjutkan, minimnya skill dan minat berwirausaha disinyalir menjadi salah satu penyebab tingginya pengangguran terdidik di Indonesia. Lebih lanjut, dia mengatakan program edukasi dan sosialisasi terkait pengembangan jiwa entrepreneurship di kalangan mahasiswa harus dilakukan secara masif.
“Wirausaha di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Generasi muda terutama kalangan mahasiswa perlu didorong partisipasinya di dunia usaha,” ujarnya.
Strategi kolaborasi membentuk ekosistem wirausahawan muslim
Sebagai upaya membuka lapangan kerja dan mencetak wirausahawan, MES melakukan berbagai strategi, salah satunya kolaborasi.
"Kita gandeng berbagai organisasi Islam, organisasi pemuda, lembaga, hingga perusahaan-perusahaan BUMN untuk masuk dalam ekosistem mencetak wirausahawan-wirausahawan Muslim ini," kata Sekretaris Jenderal MES, Iggi H. Achsien.
Ia menambahkan, ekosistem ini akan memfasilitasi anggota organisasi-organisasi Islam dan pemuda dalam merintis dan membesarkan skala usahanya. Mereka juga bisa ikut serta dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Bank Syariah Indonesia, yakni Talenta Wirausaha BSI.
“Dengan kolaborasi dan pembentukan ekosistem, maka akan terbentuk value chain dalam menciptakan wirausaha muslim tangguh,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Investasi RI Pradana Indraputra mengatakan, Kementerian Investasi juga memiliki program yang mendukung wirausaha naik kelas.
"Setelah selesai program Talenta Wirausaha BSI, ini bisa ditangkap oleh Kementerian Investasi untuk mencapai level selanjutnya," kata dia.