Total Aset Industri Keuangan Syariah Mencapai Rp2.756 T

Total penyaluran pembiayaan syariah Rp 14.682 triliun.

Total Aset Industri Keuangan Syariah Mencapai Rp2.756 T
Ilustrasi keuangan syariah. Shutterstock/kenary820
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa total Aset industri keuangan syariah mencapai Rp 2.756 triliun pada Juni 2024. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyatakan bahwa pencapaian aset hingga Juni ini mencerminkan kinerja positif dari industri keuangan syariah.

Friderica mengatakan, total aset industri keuangan syariah mencapai Rp2.756 triliun per Juni 2024 dan Indonesia tercatat memiliki kumpulan dana sosial yang besar, yaitu wakaf yang mencapai Rp2,23 triliun.

"Zakat infak sedekah serta dana sosial lainnya mencapai Rp 30,8 triliun," ujarnya dalam acara webinar nasional ISEI 'Urgensi Produk Halal untuk Ekonomi Indonesia Berkelanjutan' di Jakarta, mengutip ANTARA pada Rabu (28/8).

Total penyaluran pembiayaan syariah mencapai Rp14.682 triliun

Ia juga menjelaskan bahwa kinerja positif industri keuangan syariah juga terlihat dari total penyaluran pembiayaan syariah yang mencapai Rp14.682 triliun dengan pangsa pasar sebesar 47,31 persen. Sementara itu, kontribusi usaha syariah dan pembiayaan syariah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga Juni tercatat sebesar 45,66 persen.

Lebih lanjut, bahwa OJK telah membentuk berbagai tim khusus untuk mempercepat pengembangan keuangan syariah di tingkat daerah. Hingga Juni, telah dibentuk 531 Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dan 32 Komite Daerah Ekonomi Keuangan Syariah (KDEKS) di tingkat provinsi.

"Ini bekerja sama dengan pemerintah daerah kabupaten/kota dan juga stakeholder lain di daerah yang juga memiliki satu tujuan untuk mempercepat memperluas memajukan perkembangan ekonomi dan keuangan daerah," katanya.

Namun, diakuinya bahwa masih ada tantangan dalam hal literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia. Berdasarkan survei indeks literasi dan inklusi keuangan syariah yang dilakukan oleh OJK dan BPS, indeks literasi keuangan syariah saat ini tercatat di angka 39,11 persen, sedangkan indeks inklusi keuangan syariah hanya mencapai 12,88 persen. Angka ini masih jauh di bawah indeks literasi keuangan nasional yang sebesar 65,43 persen dan indeks inklusi keuangan yang sudah mencapai 75,02 persen.

"Angka literasi ini sudah jauh meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yang berhenti di angka 9 persen, jadi ini suatu yang sangat baik. Jadi masyarakat sudah mulai meningkat pemahamannya terhadap produk dan jasa kurang syariah tetapi secara inklusi penggunaannya tetap di angka 12 persen. Nah ini juga PR kita semua," ucapnya.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil