Jakarta, FORTUNE - Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Noor Achmad, mengatakan potensi zakat di Indonesia Rp327 triliun per tahun menurut data Pusat Kajian Strategis lembaganya. Potensi itu berasal dari zakat penghasilan, jasa pertanian, perkebunan, peternakan, dan sektor lainnnya.
"Zakat merupakan salah satu potensi penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Apalagi masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang religius, dermawan, dan memiliki kepedulian sosial terhadap orang di sekitar yang membutuhkan bantuan," ujar Achmad dalam keterangannya, Minggu (3/4).
Zakat yang terkumpul pada 2021 baru Rp17 triliun. Achmad menyebut pengumpulan zakat masih belum optimal.
Pada 2022, Zakat Infak Sedekah (ZIS) dan Dana Sosial Keagamaan Lain (DSKL) telah menargetkan pengumpulan hingga Rp26 triliun.
Bila target terpenuhi, Achmad memperkirakan ada 56 juta orang yang akan menerima manfaat dari pengumpulan zakat. Di sisi lain, dia memastikan pemberian bantuan Baznas akan dilakukan secara tepat sasaran kepada masyarakat dengan tiga segmen, yakni ekonomi, kesehatan, dan pendidikan.
"Yang menerima bantuan akan disurvei dan diprioritaskan untuk masyarakat yang benar-benar membutuhkan," katanya.
Rasio zakat saham
Selain itu, potensi zakat yang besar di Indonesia ialah sektor zakat saham perusahaan. Untuk memudahkan pemegang saham dalam membayar zakat atas saham yang dimilikinya, Pusat Kajian Strategis BAZNAS juga telah menghitung dan memetakan potensi zakat saham melalui sebuah Kajian Rasio Zakat Saham Perusahaan (RZS) yang merupakan landasan pengukuran zakat per lembar saham perusahaan.
Berdasarkan hasil perhitungan RZS 2022, nilai rata-rata zakat saham 2021 mencapai Rp15,81 per lembar saham. Jadi, total potensi zakat perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 2021 adalah Rp81,94 triliun. Nilai tersebut lebih besar dibandingkan tahun lalu yang potensinya mencapai Rp69 trilliun.
Dalam perhitungan rasio zakat per lembar saham tahun ini, BAZNAS menggunakan sumber data dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada 2021, kecuali perusahaan yang memproduksi minuman beralkohol.
Imbauan Wapres untuk berzakat
Sementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin sebelumnya memberikan pesan kepada masyarakat menjelang Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 1443 Hijriah. Ia mengimbau umat Islam untuk tidak konsumtif selama Ramadan dan segera memenuhi kewajiban zakatnya.
“Saya harap supaya umat Islam jangan konsumtif di bulan Ramadan. Biasanya orang kan puasa, malamnya seperti orang balas dendam, semua dibeli, semua dimakan. Itu namanya bukan puasa,” ujar Ma’ruf.
Zakat, kata Ma’ruf, diperlukan oleh masyarakat untuk menghadapi momentum hari raya. Ia berujar banyak pihak yang mengalami kesulitan akibat pandemi yang berkepanjangan. “Kita bagikan kepada saudara-saudara kita. Bagikan kelebihan kita kepada sesama yang membutuhkan,” ujarnya.