Jakarta, FORTUNE - Indonesia melalui Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, meminta Saudia Airlines agar ikut melayani penerbangan umrah dari Bandara Kertajati, Jawa Barat.
Dalam pertemuan dengan sejumlah menteri Arab Saudi, Budi Karya berdialog dengan Menteri Umrah dan Haji Arab Saudi, Tawfiq Al-Rabiah, Menteri Transportasi dan Logistik Arab Saudi Saleh Al-Jasser, dan Direktur Jenderal Saudi Airlines Ibrahim-Al Omar. Selain itu, dia juga bertemu dengan mantan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Muhammad Saleh Banten.
Budi Karya menceritakan kondisi penerbangan umrah di Bandara Kertajati yang telah berlangsung secara reguler. Dia juga mengapresiasi dukungan pemerintah Arab Saudi yang telah memberikan slot penerbangan umrah kepada Indonesia melalui Bandara Kertajati.
“Saat ini Garuda Indonesia dan Lion Air sudah beroperasi. Ke depan kami mendorong Saudi Airlines untuk dapat melayani penerbangan umrah dari dan ke Kertajati," ujarnya melalui keterangan resmi, Minggu (18/12).
Sebelum Covid-19, Saudi Airlines melakukan penerbangan dari Arab Saudi ke sejumlah Bandara di Indonesia, yaitu Soekarno Hatta, Juanda Surabaya, dan Kualanamu Medan.
Namun, selama Covid berlangsung, Arab Saudi hanya melakukan penerbangan ke Bandara Soekarno Hatta. Sementara itu, sejumlah maskapai nasional juga telah melakukan penerbangan ke Arab Saudi melalui maskapai Garuda Indonesia dan Lion Air.
Bandara Kertajati bakal menjadi embarkasi haji
Indonesia akan menjadikan Bandara Kertajati sebagai embarkasi haji pada 2023, kata Budi Karya.
Sementara itu, pihak Arab Saudi, menawarkan Bandara Taif sebagai poin untuk penerbangan haji dari Indonesia demi mengurangi kepadatan kloter penerbangan jemaah haji di Bandara Jeddah dan Madinah, serta memangkas masa tinggal jemaah haji di Arab Saudi. Dengan demikian, biaya haji pun dapat ditekan.
Ia mengatakan kerja sama bilateral kedua negara di sektor penerbangan sudah terjalin sejak lama, yaitu pada 15 Desember 1988 melalui penandatanganan perjanjian hubungan udara RI–Arab Saudi.
Setelah itu berlanjut dengan penandatanganan nota kesepahaman yang mengatur hak-hak angkutan udara pada 2017 saat Indonesia membuka penerbangan penumpang dan kargo pada sejumlah bandara di Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Denpasar, Solo, Balikpapan dan Palembang.
Sementara, Arab Saudi membuka penerbangan penumpang dan kargo di sejumlah bandara di Jeddah, Riyadh, Dammam, Madinah, dan Taif.
"Pihak Arab Saudi menyampaikan beberapa keinginan. Mereka menginginkan untuk menambah slot penerbangan ke Bandara Soekarno Hatta. Selain itu, mereka juga ingin melayani penerbangan ke Denpasar, Bali dan Surabaya. Mereka juga menginginkan dibukanya poin ke Yogyakarta," ujarnya.
Bujuk buka penerbangan ke tujuan wisata prioritas
Atas permintaan tersebut, Budi meminta Dirjen Perhubungan Udara membahasnya dengan Dirjen Perhubungan Udara Arab Saudi (GACA) secara mendetail dan teknis, menyesuaikan dengan perjanjian bilateral yang berlaku.
Kemudian, saat bertemu dengan pimpinan Saudi Airlines, Budi Karya juga mengajak maskapai asal Arab Saudi tersebut untuk melayani penerbangan ke 10 tujuan wisata prioritas seperti Danau Toba, Tanjung Kelayang, Candi Borobudur, Gunung Bromo, Wakatobi, Mandalika, Labuan Bajo, Morotai, Kepulauan Seribu, dan Tanjung Lesung.
“Maskapai Saudi dapat beroperasi secara langsung melalui perjanjian bilateral layanan angkutan udara yang ada, atau melalui kerja sama dengan maskapai penerbangan Indonesia,” katanya.