Jokowi: Ekonomi Syariah Indonesia Terbesar ke-4 di Dunia

Peringkat ekonomi syariah Indonesia terus naik sejak 2015.

Jokowi: Ekonomi Syariah Indonesia Terbesar ke-4 di Dunia
Dok, BPMI Setpres
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia tak boleh berpuasa diri meski sektor ekonomi syariah Indonesia terus bertumbuh dan mencapai peringkat empat dunia pada 2020. Sebab, Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan harusnya berada di peringkat pertama.

Ia menilai masih banyak upaya yang perlu dilakukan agar ekonomi syariah dalam negeri tumbuh lebih pesat. Salah satunya adalah sinergi antara seluruh pemangku kepentingan 

“Dan itulah peran penting yang harus dimainkan oleh Masyarakat Ekonomi Syariah (MES),” ujarnya dalam Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2021 dan Peluncuran Logo Baru Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Istana Negara, Jumat (22/10)

Mengutip data The State of Global Islamic Economy Indicator Report, sektor ekonomi syariah Indonesia memang telah berada di peringkat empat dunia pada 2020, naik dari peringkat 10 besar dunia pada 2018, dan peringkat 15 pada 2019.

Namun, Jokowi menekankan Indonesia harus menjadi pusat gravitasi ekonomi syariah dunia. Artinya, Indonesia harus menjadi pemain utama dalam ekonomi syariah dan industri halal dunia.

“Saya menaruh harapan besar kepada Masyarakat Ekonomi Syariah untuk menjadi jembatan seluruh pemangku kepentingan ekonomi syariah, untuk membangun ekosistem keuangan syariah di Indonesia, untuk membantu ekonomi inklusif yang memberdayakan dan mampu bertahan menghadapi berbagai macam krisis," jelasnya.

Keuangan Syariah Terus Tumbuh

Besarnya aktivitas ekonomi syariah juga tercermin dari kinerja sektor keuangan syariah yang terus tumbuh selama pandemi Covid-19.

Direktur Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan, Nyimas Rohmah, mengatakan ini tercermin dari kondisi Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat.

Ia mencatat, market share keuangan syariah, di luar saham syariah, mencapai Rp2 ribu triliun hingga Juli 2021. Jumlah itu setara 10,11 persen dari total pangsa pasar industri keuangan nasional.

"Jika dilihat dari sisi industri perbankan sendiri, maka angka market share-nya baru mencapai 6,59 persen. Dari total aset perbankan nasional saat ini, Rp631.58 triliun merupakan aset perbankan syariah," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (18/10).

Nyimas menyebutkan, DPK yang berhasil dihimpun perbankan syariah mencapai Rp504 triliun dan disalurkan dalam bentuk pembiayaan sebesar Rp405 triliun. Secara komposisi, angka itu masih didominasi oleh 12 bank umum syariah sebesar 65,73 persen. 

Jumlah rekening bank syariah juga meningkat, tercermin dari rekening DPK per Juli 2021 yang mencapai 40 juta rekening dan rekening pembiayaan mencapai enam juta rekening.

Namun demikian, perkembangan bank syariah menghadapi berbagai tantangan seperti perubahan ekosistem keuangan yang cepat karena perubahan teknologi diikuti perubahan ekspektasi masyarakat yang menginginkan produk dan layanan yang lebih mudah, cepat, dapat diakses dari mana saja, aman, dan sesuai kebutuhan.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina