Jakarta,FORTUNE— PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil mencetak aset Rp306 triliun di akhir 2022. Aset tersebut tumbuh 15,24 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Tak hanya itu, bank yang pendiriannya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo ini juga berhasil menjadi bank beraset terbesar ke-6 di Indonesia menyalip posisi PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga).
Seperti diketahui sebelumnya, aset CIMB Niaga tercatat mencapai Rp301,51 triliun per 31 Desember 2022, posisi tersebut merosot 1,86 persen dari Rp307,24 triliun per 31 Desember 2021.
"Alhamdulillah kinerja BSI sepanjang tahun lalu tumbuh signifikan. Kita bisa lihat dari laba bersih BSI yang mencapai Rp 4,26 triliun atau tumbuh 40,68 persen secara year on year (yoy) di akhir 2022," ujar Menteri BUMN Erick Thohir melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (22/2).
Erick menyampaikan, pertumbuhan BSI merupakan buah kerja keras dari transformasi perusahaan yang berdampak besar pada aspek efisiensi. Erick menyebut merger yang dilakukan pada dua tahun lalu membuahkan hasil yang positif. Kondisi tersebut didukung oleh dana pihak ketiga (DPK) yang naik 12 persen (yoy) menjadi Rp261,49 triliun.
Sementara itu, pembiayaan BSI tumbuh 21 persen (yoy) menjadi Rp 208 triliun. Dari sisi kualitas aset, lanjut Erick, rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) Gross bergerak menurun dari 2,93 persen menjadi 2,42 persen per Desember 2022.
Erick yakin BSI bisa seperti BRI
Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu menyambut positif dengan peningkatan kinerja BSI. Melalui akses perbankan yang kuat, BSI diharapkan mampu seperti BRI yang mendampingi dan meningkatkan skala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Erick menaruh harapan besar kepada BSI untuk menjadi wadah dan ekosistem bagi industri halal nasional. Erick menilai penguatan akses pembiayaan dapat berdampak luas pada kemajuan industri halal nasional.
"Dalam pengembangan ekonomi, financial gains itu paling penting. Market besar Indonesia sebagai negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia harus menjadikan kita sebagai pemain industri halal dunia, bukan hanya sekadar penonton bagi industri halal negara lain," lanjut Erick.
Bidik 10 besar bank syariah terbesar dunia di 2025
Erick meyakini pertumbuhan positif tak hanya memperkokoh BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia. Erick menargetkan BSI yang saat ini menempati peringkat 14 bank syariah dunia dapat masuk dalam 10 besar bank syariah terbesar dunia pada 2025.
"Dengan kerja keras, kolaborasi, dan konsistensi dalam mengembangkan industri halal, BSI dapat sejajar dengan bank-bank syariah besar lain di dunia," kata Erick.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menambahkan, memasuki usia dua tahun, BSI telah menjadi market leader dalam industri keuangan syariah di Indonesia, baik dari sisi jaringan, customer based, capital untuk dapat melayani umat dan nasabah.
Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di Indonesia, ucap Hery, BSI terus mengoptimalkan potensi pengembangan Islamic Ecosystem dalam negeri, mulai dari peningkatan literasi keuangan syariah, menyasar ekosistem Ziswaf, masjid, pendidikan, kesehatan dan industri manufaktur lainnya.