Jakarta, FORTUNE - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) berhasil mengantongi laba bersih Rp3,02 triliun di sepanjang 2021. Laba BSI mampu tumbuh 38,45 persen secara year on year (yoy).
Berdasarkan laporan keuangan BSI yang dirilis keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan pengelolaan dana bank sebagai mudharib mencapai Rp17,8 triliun pada akhir 2021. Sedangkan untuk pendapatan usaha lainnya mencapai Rp3,01 triliun. Selain itu, BSI juga mampu melakukan penurunan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dari 84,61 persen menjadi 80,46 persen pada 2021.
Aset BSI capai Rp239,58 triliun
Dari sisi aset, BSI mampu membukukan nominal aset Rp265,28 triliun. Nilai tersebut tumbuh 10,72 persen dari Rp239,58 triliun pada akhir 2020 lalu. Sedangkan untuk pengembalian atas aset atau Return on Asset (RoA) naik dari 1,38 persen menjadi 1,61 persen di 2021.
Sementara untuk jumlah cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset produktif dan nonproduktif senilai Rp3,55 triliun.
Pembiayaan BSI tumbuh 9,29%
Sepanjang 2021, BSI telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 170,78 triliun. Pembiayaan tersebut tumbuh 9,29 persen (yoy).
Peningkatan tersebut disumbang dari piutang murabahah senilai Rp101,18 triliun dan pembiayaan bagi hasil musyarakah senilai Rp 57,55 triliun.
Strategi peningkatan pembiayaan BSI juga dibarengi oleh terjaganya kualitas aset. Dengan mengelola Rasio non performing financing (NPF) yang relatif stabil di level 2,93 persen.
DPK BSI tumbuh 11,11%
Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI telah mencapai Rp 233,24 triliun atau tumbuh kuat 11,11 persen (yoy). Peningkatan dana juga dibarengi dengan menjaga Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) di level 22,09 persen.