Jakarta,FORTUNE- Menteri BUMN, Erick Thohir, mengungkapkan gangguan yang terjadi pada PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) sejak Senin 8 Mei 2023 merupakan ulah dari serangan siber yang masuk ke sistem BSI.
Hal tersebut dia ungkapkan di sela-sela acara KTT ASEAN di Labuan Bajo.
Dia tidak menampik terdapat serangan ransomware pada sistem IT milik bank syariah tersebut. Padahal, beberapa hari sebelumnya, dia telah berdiskusi dengan jajaran BSI untuk selalu mewaspadai serangan IT.
"Laporannya seperti itu. Tapi kan kembali lebih baik kita cek jangan sampai dibilang serangan, tapi awalannya tidak siap. Tetapi, kemarin saya sudah cek dengan tim kami memang ada serangan [siber]," ujar Erick dilansir dari Antaranews.com, Kamis (11/5).
Masih berupaya pulihkan layanan, Bos BSI buka suara
Sementara itu, Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, buka suara terkait kejadian yang menimpa BSI selama lebih dari dua hari. Dia menyampaikan permohonan maaf atas kendala yang dialami nasabah dalam mengakses layanan BSI. Meski demikian, pihaknya menegaskan komitmennya untuk terus menjaga keamanan dana dan data milik nasabah.
BSI, katanya, terus melakukan proses normalisasi dengan fokus utama menjaga dana dan data nasabah tetap aman, dan hingga saat ini proses normalisasi layanan telah dilakukan dengan baik.
“Atas nama Bank Syariah Indonesia, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan nasabah karena adanya kendala dalam mengakses layanan BSI. Proses normalisasi layanan Bank Syariah Indonesia telah kami lakukan,” ujar Hery dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (10/5).
Ini perkembangan pemulihan layanan BSI
Pada Selasa (9/5), BSI secara bertahap telah melakukan normalisasi layanan pada jaringan ATM dan kantor cabang. Pada hari tersebut, lanjutnya, nasabah telah bisa melakukan transaksi di jaringan cabang dan ATM BSI yang tersebar di seluruh Indonesia.
Malamnya, masih pada hari yang sama, layanan BSI Mobile secara bertahap juga sudah dapat diakses oleh nasabah dengan fitur-fitur dasar seperti cek saldo. Namun, transaksi transfer dan pembayaran masih mengalami gangguan.
Kemudian pada Rabu (10/5) pukul 14.00 WIB, BSI melakukan pemantauan dan normalisasi transaksi yang berdampak pada layanan BSI tidak bisa diakses sementara waktu yakni layanan di cabang, akses BSI Mobile maupun ATM di seluruh Indonesia.
Terkait dengan serangan siber, lanjutnya, BSI akan melakukan menelusurinya. “Hal tersebut perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik. Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, baik itu regulator maupun pemerintah,” ujar Hery.
Pihaknya juga tidak henti mengingatkan nasabah untuk terus menjaga kewaspadaan dan berhati-hati terhadap berbagai bentuk modus penipuan serta kejahatan digital yang mengatasnamakan Bank Syariah Indonesia.