Jakarta, FORTUNE - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) melakukan strategi business refocusing dengan lebih fokus mengarah pada segmen ritel konsumer. Melalui strategi bisnis tersebut, Bank Muamalat membidik pertumbuhan pembiayaan bisa di atas 40 persen.
Direktur Utama Bank Muamalat, Indra Falatehan menilai segmen tersebut lebih sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh perseroan.
“Saat ini porsi bisnis di korporasi masih mayoritas, tapi mulai tahun ini pelan-pelan kami switch ke ritel, terutama konsumer dimana segmen korporasi yang akan menjadi entry gate. Artinya, kami akan fokus pada segmen dimana Bank Muamalat memiliki kompetensi di dalamnya yaitu ritel konsumer,” kata Indra melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Jumat (13/10).
Sebagai bagian dari strategi tersebut, Bank Muamalat berupaya meningkatkan semua aspek layanan. Mulai dari proses pengajuan pembiayaan yang mudah, Service Level Agreement (SLA) yang cepat dan tentunya margin yang sangat menarik. Didukung oleh tersedianya pilihan produk-produk perbankan yang berkualitas, variatif dan kompetitif yang ditawarkan.
Bank Mumalamat konversi 27 kantor kas jadi KCP
Jaringan dan distribusi Bank Muamalat juga diselaraskan dengan strategi ritelisasi melalui konversi 27 kantor kas di beberapa wilayah menjadi Kantor Cabang Pembantu (KCP).
Dengan demikian, Bank Muamalat akan memiliki 235 jaringan kantor cabang di berbagai wilayah Indonesia yang akan fokus pada penyaluran pembiayaan atau financing.
Dengan jangkauan yang diperluas diharapkan memudahkan Bank Muamalat untuk membantu perkembangan sektor kesehatan dan pendidikan yang juga tersebar di seluruh Indonesia, terutama dari kebutuhan akan pembiayaan.
Menurut Indra, bank syariah pertama di Indonesia ini juga menggenjot penyaluran pembiayaan kepemilikan rumah (KPR), multiguna, hingga pembiayaan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal ini pasca ditunjuknya Bank Muamalat sebagai Bank Penyalur Gaji (BPG) bagi ASN di lingkup instansi milik negara. Setelah itu, Indra juga melihat peluang untuk memberikan fasilitas dan layanan perbankan syariah kepada para pensiunan ASN.
“Oleh karena itu, saat ini kami tengah menjajaki kerja sama dengan PT Taspen (Persero) untuk masuk ke segmen tersebut,” imbuhnya.
Bentuk keseriusan Bank Muamalat untuk merealisasikan business refocussing tercermin juga melalui Muamalat Associate Program (MAP), sebuah trainee program yang diinisiasi khusus untuk segmentasi konsumer.
Perkuat likuiditas, Bank Muamalat bidik pertumbuhan DPK 20%
Bank Muamalat juga menerapkan strategi ritelisasi pada akuisisi pendanaan atau funding melalui keunggulan digital platform yang saat ini dimiliki oleh Bank Muamalat seperti Muamalat Digital Islamic Network (MDIN) dan Cash Management System (MADINA).
Didukung juga oleh berbagai program akuisisi pendanaan ritel yang diharapkan akan semakin memperkuat likuiditas Bank Muamalat sehingga Dana Pihak Ketiga (DPK) ditargetkan tumbuh di atas 20 persen pada akhir 2023. Adapun total aset Bank Muamalat diharapkan dapat tumbuh di atas 15 persen.