Jakarta, FORTUNE - Setelah meluncurkan aplikasi berbasis syariah pada Februari 2022, PT Bank Jago Tbk melalui unit usaha syariah (Jago Syariah) meluncurkan produk Deposito Jago Syariah yang bisa diakses secara digital dengan aplikasi. Dengan mengusung konsep syariah, produk deposito ini menggunakan akad mudharabah muthlaqah.
Melalui produk investasi deposito, nasabah bisa menikmati imbal hasil yang aman, serta memiliki kualitas yang setara perbankan konvensional. Dengan produk deposito syariah, nasabah memiliki pilihan produk dan layanan syariah yang dapat disesuaikan dan dipersonalisasi dengan kebutuhan masing-masing nasabah.
Waasi B. Sumintardja selaku Head of Sharia Business Bank Jago menjelaskan, Jago Syariah terus mencermati kebutuhan nasabah dalam perencanaan keuangan. Salah satunya adalah kebutuhan akan produk investasi dengan prinsip syariah yang juga terhubung dengan ekosistem yang terdiri dari berbagai platform.
Deposito mulai dari Rp1 juta
Dirinya menambahkan, nasabah dapat membuka deposito hanya dalam hitungan menit melalui aplikasi dengan minimal penempatan dana mulai dari Rp1 juta.
Waasi menjelaskan, nisbah bagi hasil dari produk ini juga sangat kompetitif sebesar 16,21 persen dengan indicative rate 5 persen. Selain itu, untuk jangka waktu juga cukup variative mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan hingga 24 bulan.
“Pada keadaan darurat, nasabah dapat mencairkan deposito syariah ini tanpa terkena penalti. Semua dilakukan dalam aplikasi, tanpa harus datang ke bank,” kata Waasi pada acara konferensi pers Peluncuran Deposito Syariah di Jakarta, Kamis (2/2).
Survei: 67% nasabah Jago Syariah menabung untuk dana darurat
Waasi juga mengungkapkan hasil survei Jago Syariah terhadap sejumlah penggunanya terkait tujuan menyimpan uang di bank. Hasilnya menunjukkan sebanyak 67 persen nasabah Jago Syariah menabung untuk dana darurat, sebanyak 57 persen untuk dana pendidikan anak dan 43 persen untuk persiapan pensiun.
Dari survei ini Jago Syariah juga menyadari tingginya kebutuhan nasabah akan produk simpanan berjangka dengan imbal hasil yang lebih baik, mudah dijangkau, diakses dan bisa dipantau setiap waktu. “Yang paling penting, mereka butuh deposito yang bersifat fleksibel terutama dalam hal besaran minimal dana yang bisa didepositokan,” ungkap Waasi.
Dalam peluncuran produk deposito ini, pakar perencanaan keuangan Rista Zwestika Reni juga berbagi pengalaman dan berdiskusi tentang kemudahan dalam mengelola keuangan keuangan melalui produk deposito berjangka. Menurutnya produk deposito syariah dapat dimanfaatkan untuk berinvestasi dan menyiapkan dana darurat dengan tetap mengedepankan prinsip syariah.
“Pandemi mengajarkan banyak hal. Pelajaran paling berharga adalah perlunya dana darurat yang dipersiapkan sejak jauh hari. Sehingga, ketika krisis datang, dana darurat tersebut bisa menjadi penyelamat di saat paling dibutuhkan,” tuturnya.