Jakarta, FORTUNE - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp14,1 miliar di sepanjang 2023. Capaian laba itu menyusut sekitar 70 persen bila dibandingkan dengan capaian laba sebelum pajak di 2022 yang mencapai Rp52 miliar.
Direktur Utama Bank Muamalat Indra Falatehan mengatakan, pada 2023 lalu masih terdapat potensi risiko perlambatan ekonomi dan ketidakpastian pasar keuangan global. “Kami akan berupaya untuk meningkatkan profitabilitas pada tahun ini, salah satunya dengan mengurangi beban margin melalui penghimpunan dana murah,” kata Indra melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (28/3).
Pembiayaan Bank Muamalat tumbuh 19%
Meski demikian, pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat juga masih tumbuh sebesar 19 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp22,5 triliun di 2023. Kondisi itu dibarengi oleh kualitas pembiayaan yang positif membaik dengan rasio Non Performance Financing (NPF) net turun dari 0,86 persen menjadi 0,66 persen per 31 Desember 2023.
Adapun untuk penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga masih meningkat sebesar 3 persen (yoy) menjadi Rp47,6 triliun. Tercatat, dana murah atau Current Account and Saving Account (CASA) dari bank syariah pertama di Indonesia ini juga meningkat sebesar 8,5 persen (yoy) menjadi Rp23,7 triliun.
Untuk memberikan customer experience yang prima, Bank Muamalat juga terus mengembangkan jaringan kantornya. Per 31 Desember 2023, Bank Muamalat memiliki 239 jaringan kantor yang terdiri dari 80 Kantor Cabang Utama (KCU), 155 Kantor Cabang Pembantu (KCP), yang tersebar di 36 propinsi di Indonesia dan 1 kantor cabang di Kuala Lumpur, Malaysia.
Aset Bank Muamalat naik 9% jadi Rp66,9 triliun
Pada akhir 2023, Bank Muamalat juga mampu mencatatkan total Aset bank only (diaudit) sebesar Rp66,9 triliun pada tahun 2023. Nilai tersebut tumbuh sebesar 9 persen (yoy).
Kondisi itu juga sejalan dengan total modal Bank Muamalat tercatat sebesar Rp7,0 triliun, dengan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 29,42 persen berada jauh di atas ambang batas ketentuan regulator.
Pada 2024, Bank Muamalat akan melanjutkan strategi business refocusing dengan fokus pada segmen ritel konsumer. Segmen tersebut dinilai lebih sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh pionir bank syariah di Tanah Air ini. Bank Muamalat akan fokus pada nasabah ritel di beberapa segmen utama yaitu segmen bisnis haji dan umrah, pensiunan, enterprise/korporasi, rumah sakit, pendidikan dan Aparatur Sipil Negara (ASN).