Jakarta, FORTUNE - PT Bank Mega Syariah (BMS) berkomitmen meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah kepada masyarakat. Salah satu program yang dilakukan adalah memberikan edukasi terkait pengelolaan keuangan kepada 127 siswa-siswi dari SMK Bina Mandiri, dan SMK Bakti Mandiri, Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (10/10).
Program tersebut untuk menyambut bulan inklusi keuangan serta meningkatkan indeks literasi keuangan syariah nasional yang baru mencapai 9,14 persen pada tahun 2022.
“Kami percaya bahwa peningkatan literasi keuangan menjadi kunci dalam melindungi masyarakat dari risiko kejahatan keuangan yang semakin beragam,” ujar Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah, Ratna Wahyuni melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (12/10).
Kegiatan literasi keuangan ini merupakan bagian dari upaya BMS untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang keuangan kepada generasi muda serta mendorong partisipasi aktif dalam ekonomi syariah yang inklusif. Kegiatan bertema “Literasi Untuk Negeri” ini rutin dilakukan dengan frekuensi enam kali dalam setahun.
Nasabah diimbau selalu waspadai modus penipuan social engineering
Ratna juga menghimbau kepada nasabah agar berhati-hati dengan penipuan yang kerap terjadi dengan mengatasnamakan Bank Mega Syariah. Salah satunya penipuan yang menggunakan social engineering yaitu tindak kejahatan yang memanipulasi psikologis korban untuk membocorkan data pribadi dan data perbankan yang bersifat rahasia.
“Bank Mega Syariah tidak pernah meminta data pribadi atau informasi perbankan melalui pesan atau panggilan telepon. Untuk menghindari penipuan, pastikan selalu memverifikasi setiap komunikasi yang Anda terima dari sumber resmi bank, dan jangan pernah memberikan informasi rahasia kepada pihak yang tidak terpercaya,” kata Ratna.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMK Bina Mandiri, Endah Sulistiani mengungkapkan kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih mendalam terkait pengelolaan keuangan bagi para siswa. Ia berharap para pelajar menjadi lebih baik lagi dalam mengelola keuangan ke depannya, serta dapat lebih meningkatkan awareness terhadap berbagai modus kejahatan di sektor keuangan.
Di sisi lain, secara keseluruhan Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen. Hal ini menunjukkan masih banyak masyarakat Indonesia yang pengetahuan tentang sektor keuangannya rendah.