Jakarta, FORTUNE - Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menyatakan, aset asuransi syariah di Indonesia mampu tumbuh walaupun di tengah kondisi ketidakstabilan perekonomian akibat pandemi Covid-19.
Untuk itu, dirinya mengungkapkan sejumlah strategi bagi perusahaan asuransi syariah agar dapat terus meningkatkan kinerja.
“Pertama, perkuat inovasi produk dan perluas pangsa pasar. Produk asuransi syariah harus dikembangkan agar lebih kompetitif dan tepat sasaran,” tegas Ma'ruf ketika membuka Rapat Kerja Tahunan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) 2022 melalui konferensi video di Jakarta, Rabu (9/3).
Mengingat potensi industri halal yang sangat besar, Wapres pun mengingatkan agar literasi terkait manfaat asuransi syariah dapat lebih ditingkatkan terutama untuk kalangan pelaku UMKM syariah.
“Ceruk pasar industri halal harus terus digali agar industri asuransi syariah semakin bersinergi, dan bahkan terintegrasi dalam ekosistem industri halal yang tengah dibangun,” tuturnya.
Pentingnya kerja sama lintas sektor
Untuk strategi kedua, Wapres menekankan pentingnya penguatan eksposur industri melalui kerja sama lintas sektor harus terus dilakukan, seperti dengan fintech syariah dan sektor lainnya.
“Selain itu, promosi dan positioning asuransi syariah melalui beragam kanal media perlu dilakukan,” imbaunya.
Lakukan perbaikan tata kelola
Sementara strategi ketiga, tambah Wapres, perbaikan tata kelola perusahaan dengan mengadopsi praktik terbaik di negara-negara maju, penting untuk dilakukan.
“Salah satunya dengan pemanfaatan teknologi dan penerapan digitalisasi di semua lini. Perlu terobosan-terobosan untuk meningkatkan efisiensi, sekaligus mengatasi tantangan permodalan,” tegasnya.
Tingkatkan kualitas SDM
Terakhir, sebagai cerminan citra perusahaan, Wapres meminta SDM AASI meningkatkan kualitas dan kuantitasnya melalui sertifikasi.
“AASI perlu mengoptimalkan peran Lembaga Sertifikasi Profesi (LPS) Perasuransian Syariah agar makin banyak pelaku industri asuransi syariah yang mumpuni, serta berkomitmen aktif mengembangkan industri dan membangun kepercayaan masyarakat,” jelasnya.
Sebagai informasi saja, pada akhir 2021, aset industri asuransi jiwa syariah mencapai Rp589,8 triliun.