Jakarta, FORTUNE - PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPN Syariah) hingga semester I-2023 mampu menyalurkan pembiayaan senilai Rp12,09 triliun atau tumbuh 8 persen secara year on year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 yang hanya mencapai Rp11,14 triliun. Hal tersebut diriringi dengan level pembiayaan macet atau Non Performing Finance (NPF) net sebesar 0,5 persen.
Seperti diketahui, BTPN Syariah fokus melayani masyarakat inklusi, terutama dalam memberikan akses keuangan berupa pembiayaan bagi para perempuan pelaku ekonomi yang masuk dalam kelompok unbankable atau yang tak tersentuh layanan keuangan profesional.
Direktur BTPN Syariah, Fachmy Achmad menyatakan, BTPN Syariah telah menjalankan model bisnis yang didesain untuk memenuhi berbagai kebutuhan bagi masyarakat inklusi. "Alhamdulillah kinerja kami tetap positif, meski kondisinya cukup menantang terutama dalam pemulihan dan perbaikan kebiasaan nasabah ultra mikro,” kata Fachmy melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat, (21/7).
Pertebal Pencadangan, Laba BTPN Syariah Turun 12%
Fachmy menyadari bahwa kondisi di awal tahun 2023 masih cukup menantang. Menurutnya, proses pemulihan kondisi ekonomi nasabah di segmen ultra mikro masih terus berproses, terutama adaptasi terhadap kondisi eksternal. Kondisi tersebut tak dipungkiri menjadi salah satu penyebab turunnya laba BTPN Syariah.
Ia menyampaikan, pada semester I-2023 laba bersih BTPN Syariah mencapai Rp753 miliar, turun 12 persen (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp856 miliar. Fachmy menambahkan, penyebab utama dari penurunan laba pertebalan pencadangan pada tahun ini.
"Kenyataanya kondisi nasabah memiliki tantangan eksternal saat ini. Kita berbenah agar normal kembali,” kata Fachmy.
Menanggapi kondisi tantangan pemulihan segmen ultra mikro, menurutnya bank perlu untuk melakukan penyesuaian demi mengembalikan perilaku efektif nasabah untuk membangun empat perilaku yang selama ini menjadi kunci sukses berjalan nya model bisnis bank, yakni berani berusaha, disiplin, kerja keras dan saling bantu (BDKS).
Sementara itu, untuk rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) BTPN Syariah berada di posisi yang kuat pada level 46,72 persen, di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah. Sedangkan untuk Dana pihak ketiga (DPK) juga masih terjaga di level efisien sebesar Rp 12,38 triliun. Sedangkan untuk total aset BTPN Syariah tercatat senilai Rp21,26 triliun.