Jakarta, FORTUNE - Industri perbankan syariah masih mencatatkan pertumbuhan lebih unggul dibandingkan dengan industri perbankan umum konvensional. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan pembiayaan, aset hingga Dana Pihak Ketiga (DPK).
Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo menyatakan, hal ini menjadi cerminan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan syariah.
"Untuk syariah trennya masih positif ini menggambarkan terkait resiliensi dan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan syariah," kata Banjaran melalui konfrensi video Gebyar Safari Ramadhan di Jakarta, Rabu (6/4).
Aset bank syariah tumbuh 13,94% capai Rp694 triliun
Aset perbankan syariah tercatat mampu tumbuh 13,94 persen (yoy) atau mencapai Rp694 triliun pada Desember 2021.
Angka pertumbuhan tersebut lebih baik dibandingkan pertumbuhan industri perbankan umum konvensional yang hanya tumbuh 10,16 persen. Namun demikian dari sisi nominal, bank konvensional masih tetap tinggi di angka Rp10.298 triliun hingga akhir 2021.
Pembiayaan industri bank syariah capai Rp422 triliun
Untuk pertumbuhan pembiayaan hingga akhir 2021, perbankan syariah pada akhir tahun lalu telah mencapai 6,90 persen atau mencapai Rp422 triliun. Sedangkan kredit perbankan umum nasional hanya mampu tumbuh 5,25 persen mencapai Rp5.897 triliun.
Tak hanya itu, dari sisi kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) sendiri, bank syariah masih lebih baik dengan level 2,70 persen. Sedangkan perbakan umum konvensional berada di level 3,09 persen.
DPK bank syariah sentuh 15,3%
Untuk penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) bank syariah mampu tumbuh 15,30 persen per Desember 2021 atau mencapai Rp549 triliun.
Sementara untuk perbankan umum konvensional hanya tumbuh sebesar 12,19 persen atau mencapai Rp7.608 triliun.