BI : Indonesia Bisa Menjadi Arus Baru Ekonomi Syariah Dunia

- Bank Indonesia (BI) melihat potensi ekonomi syariah Indonesia sebagai arus baru ekonomi syariah dunia, dengan berbagai program unggulan seperti Kanal ZISWAF dan literasi ekonomi syariah.
- PDB Syariah RI ditargetkan mencapai 56,11% pada 2029, dengan kontribusi produk domestik bruto (PDB) syariah Indonesia baru mencapai 46,72 persen pada 2023.
- Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 menandakan bahwa ekonomi syariah harus menjadi pendorong ekonomi nasional menjadi 8 persen, dengan lima arah kebijakan strategis dari Bappenas.
Jakarta, FORTUNE – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memandang potensi ekonomi syariah Indonesia bisa menciptakan arus baru ekonomi syariah dunia. Apalagi pada 2024, Indonesia sudah menempati peringkat ketiga sebagai pusat ekonomi syariah global
Untuk itu, bank sentral terus memberdayakan lebih dari 10 ribu pondok pesantren yang menjadi pusat bisnis syariah dengan berbagai lini usaha, mulai dari produk halal, green farming, pengelolaan air bersih hingga produk halal.
“Alhamdulillah, mode fashion Indonesia nomor satu di dunia. Untuk keuangan syariah, kita di posisi nomor tiga. Untuk halal food, kita harus kejar. Kita ingin menjadikan Indonesia arus baru ekonomi keuangan syariah dunia," ujar Perry dalam Sarasehan Nasional Ekonomi Syariah, di Jakarta, Rabu (13/8).
Selain itu, BI juga memiliki sejumlah program unggulan untuk memacu ekonomi syariah seperti Kanal ZISWAF yang mendigitalisasi zakat, infak sedekah dan wakaf. Lalu program literasi dan inklusi ekonomi syariah menuju Indonesia Emas (Lentera Emas) serta penguatan sinergi perdagangan dan pembiayaan syariah (Sapa Syariah).
"Kita membangun ekosistem ini dengan tiga pilar: halal value chain, keuangan syariah, serta dana sosial dan literasi yang inklusif," kata Perry.
PDB Syariah RI ditargetkan capai 56,11% di 2029

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Ekonomi dan Transformasi Digital Kementerian PPN/Bappenas, Vivi Yulaswati, mengungkapkan bahwa dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, kontribusi produk domestik bruto (PDB) syariah Indonesia ditargetkan dapat mencapai 56,11 persen pada 2029. Pada 2023, PDB Syariah RI tercatat baru 46,72 persen.
“Bagaimana kita menjadikan Indonesia pusat keuangan global sudah ada dalam RPJPN. Ini menandakan bahwa ekonomi syariah harus menjadi pendorong ekonomi nasional menjadi 8 persen,” kata Vivi.
Dengan demikian, untuk mencapai target tersebut, Bappenas juga memiliki lima arah kebijakan strategis seperti penguatan industri UMKM halal, penguatan sertifikasi halal, penguatan dana sosial syariah, penguatan ekspor halal dan penguatan aset ekonomi syariah. Pihaknya berharap seluruh ekosistem dapat bergerak bersama untuk memacu ekosistem keuangan dan ekonomi syariah nasional unggul di kancah global.