Bertolak ke Jepang, Menag Yaqut Jajaki Sinergi Industri Halal
Ada potensi ekspor impor produk halal kedua negara.
Jakarta, FORTUNE - Indonesia dan Jepang terus berkolaborasi dalam industri halal. Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, bersama dengan Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama, Aqil Irham, berangkat ke Jepang dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, pada Senin (10/7).
Dalam kunjungannya kali ini, Menag Yaqut dijadwalkan akan memonitor proses asesmen dua lembaga halal asal Jepang, yaitu Japan Islamic Trust (JIT) dan Japan Muslim Association (JMA).
“Kita akan melakukan asesmen di sana. Apakah yang mereka lakukan di sana sesuai dengan standar regulasi yang ada di Indonesia,” ujar Menag dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (11/07).
Hal itu juga dilakukan untuk menilai apakah produk halal dari negeri sakura dapat berterima di Indonesia dan sebaliknya. Selain itu, dalam lawatannya Menag dan tim juga akan bertemu dengan beberapa pihak terkait di Jepang untuk menggali peluang penerimaan produk halal di negara sakura tersebut.
“Nah ini bagaimana barang-barang halal kita dapat masuk leluasa ke jepang. Dan ini saya kira penting untuk dilakukan, terutama agar UMKM kita di Indonesia dapat mengembangkan sayapnya lebih luas di dunia global,” katanya, menambahkan.
Produk halal di Jepang makin dicari
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Dakwah dan Ukhuwah, Cholil Nafis menyampaikan, produk halal Indonesia kini lebih mudah masuk Jepang.
"Di Jepang, sertifikat halal standar MUI sudah diterima. Jadi, jika para pelaku UMKM sudah mendapatkan sertifikat halal dari MUI, maka sangat mudah masuk ke pasar Jepang," ujarnya, melansir Republika, Selasa (11/7).
Dia menjelaskan bahwa produk makanan dan minuman halal Indonesia tidak hanya ditujukan untuk 200 ribu imigran muslim di Jepang. Selama pandemi Covid-19 tercatat ada lonjakan impor produk pangan dari Indonesia sebesar 140-200 persen secara keseluruhan.
Produk halal Indonesia memberikan kontribusi sekitar dua persen dari total impor Jepang dari Indonesia. Mengingat permintaan makanan halal yang semakin tinggi di Jepang karena banyaknya imigran dari negara-negara Islam di dunia yang datang ke sana, termasuk dari Indonesia, maka terdapat peluang besar untuk ekspor makanan halal dari Indonesia ke Jepang.
Ekspor makanan dan minuman Indonesia ke Jepang pada 2019 tercatat mencapai US$350 juta dan turun menjadi US$327 juta pada 2020. Sementara itu, pada Januari–Mei 2020, ekspor makanan dan minuman ke Jepang mencapai US$131 juta. Tahun ini turun menjadi 9,8 persen menjadi US$119 juta.
"Secara global, industri makanan halal Indonesia menduduki posisi empat di bawah Malaysia, Singapura, dan Uni Emirat Arab," katanya. Namun, ia menyanagkan Indonesia masuk ke dalam top 5 halal food consumer, bukan sebagai top 5 exporting country for halal food.