Jakarta, FORTUNE - Pemerintah menyerap dana Rp9 triliun dari hasil lelang enam seri sukuk negara atau surat berharga syariah negara (SBSN). Total penawaran masuk yang diterima mencapai Rp40,73 triliun.
Lelang ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mencapai target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023
Dalam keterangan resmi di Jakarta pada Selasa (9/5), Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) mencatat bahwa keenam seri sukuk negara tersebut adalah SPNS07112023 (new issuance), PBS036 (reopening), PBS003 (reopening), PBSG001 (reopening), PBS037 (reopening), dan PBS033 (reopening). Lelang ini dilakukan melalui sistem lelang Bank Indonesia.
Perincian lelang sukuk
Dana terbesar diserap dari lelang seri PBS003 sebesar Rp3,1 triliun dari total penawaran masuk sebesar Rp6,31 triliun. Lelang ini memiliki imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang sebesar 6,3312 persen.
Selanjutnya, pemerintah juga meraup dana besar dari lelang seri PBS036 dengan penawaran masuk sebesar Rp14,84 triliun. Dari jumlah tersebut, diserap dana Rp2,85 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan dari lelang seri ini mencapai 6,24954 persen.
Pada lelang seri PBS03, seri dengan tenor kedua terpanjang, pemerintah berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp1,8 triliun dari total penawaran masuk sebesar Rp9,85 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang diperoleh dari lelang sukuk negara seri ini adalah 6,85972 persen.
Seri PBSG001 juga berhasil mendulang Rp1,05 triliun dari penawaran masuk sebesar Rp5,19 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang berhasil dimenangkan dari lelang seri ini mencapai 6,45107 persen.
Dalam lelang seri SPNS07112023, pemerintah hanya berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp200 miliar dari penawaran masuk sebesar Rp2,14 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang berhasil dimenangkan adalah 4,8 persen.
Sementara itu, pemerintah memutuskan untuk tidak menyerap dana dari lelang seri PBS033 meskipun mendapatkan penawaran masuk sebesar Rp2,39 triliun.