Qardh: Pengertian, Syarat, Jenis, Fungsi, dan Contohnya
Ketahui definisi Qardh dan manfaat dalam perbankan syariah.
Jakarta, FORTUNE - Istilah qardh dalam perbankan syariah sebaiknya diketahui oleh nasabah. Kata sendiri qardh memiliki arti 'pinjaman'. Qardh adalah akad pinjaman yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama pada waktu yang disepakati.
Secara teknis pinjaman ini diberikan oleh seseorang atau lembaga keuangan syariah pada orang lain yang kemudian digunakan untuk kebutuhan yang mendesak. Pembayarannya bisa dilakukan dengan diangsur atau lunas sekaligus. Berikut penjelasan mengenai qardh yang perlu diketahui.
Apa itu Qardh?
Mengacu pada definisi dari Bank Indonesia, qardh adalah pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Qardh berlaku tanpa imbalan karena meminjamkan uang dengan imbalan adalah riba. Riba qardh tidak boleh dilakukan karena akad qardh dalam Islam bertujuan untuk tolong-menolong dan bukan untuk mengambil keuntungan.
Pada dasarnya riba qardh adalah hasil keuntungan yang didapatkan dari tambahan pembayaran pokok pinjaman yang disyaratkan oleh peminjam, sehingga pemberi utang akan mendapatkan kelebihan dari si penerima utang.
Sebagai contoh, ada pihak A yang meminjamkan uang sebesar Rp10 juta, tetapi kemudian meminta imbalan imbalan kepada pihak B sebesar Rp11 juta rupiah tanpa kejelasan, kelebihan uang satu juta tersebut digunakan untuk apa dan kenapa harus dibayarkan? Inilah yang disebut sebagai riba qardh .
Landasan hukum Qardh
Landasan hukum dari akad qardh dimuat dalam Alquran sebagai berikut.
Pertama, dalam surat Al-Baqarah [2] : 245 yang berbunyi: “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan harta di jalan Allah), maka Allah melipat gandakan kepadanya dengan lipat ganda yang banyak, dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”
Kedua, dalam Al-Baqarah [2] : 280 yang memiliki arti “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”
Ketentuan-ketentuan umum akad Qardh
Berdasarkan Fatwa MUI DSN Nomor 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang Al-Qardh, pelaksanaan akad qardh memiliki sejumlah keuntungan yang harus diperhatikan dan dipatuhi sebelumnya, berikut di antaranya:
- Al-Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqtaridh) yang memerlukan.
- Nasabah al-Qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah disepakati bersama.
- Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah.
- LKS dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana dipandang perlu.
- Nasabah al-Qardh dapat memberikan tambahan (sumbangan) dengan sukarela kepada LKS selama tidak diperjanjikan dalam akad.
- Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan LKS telah memastikan ketidakmampuannya, LKS dapat:
- memperpanjang jangka waktu pengembalian, atau
- menghapus (write off) sebagian atau seluruh kewajibannya.
Berdasarkan Fatwa MUI, pendanaan qardh berasal dari tiga hal, yaitu bagian modal Lembaga Keuangan Syariah, keuntungan Lembaga Keuangan Syariah yang disisihkan, dan lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaknya kepada Lembaga Keuangan Syariah.
Syarat dan rukun qardh
Ada beberapa syarat dan rukun qardh yang harus dipenuhi, di antaranya:
1. Peminjam (muqtaridh)
Peminjam adalah seseorang yang telah balig, berakal sehat, dan tidak mahjur (berdasarkan syariat tidak mengatur hartanya sendiri).
2. Barang/utang (mauqud ‘alaih)
Barang yang dapat di akad salam. Setelahnya, barulah akad qardh sah dan barang bisa diutangkan.
3. Pemberi pinjaman (muqridh)
Pemberi pinjam seseorang yang bisa menggunakan hartanya sesuai dengan syariat islam. Dalam akad qardh, pemberi pinjaman harus meminjamkan dananya sukarela tanpa adanya paksaan.
4. Ijab kabul (shighat)
Dalam proses akad qardh, ijab kabul harus diucapkan dengan jelas, sehingga bisa dipahami antara peminjam dan pemberi pinjaman. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kesalahpahaman.
Jenis-jenis qardh
Menurut lembaga keuangan Syariah, akad qardh terdiri dari dua jenis yaitu:
- Akad qardh yang berdiri sendiri dan hanya bermaksud sebagai tujuan sosial, sesuai dengan apa yang tertera di Fatwa MUI DSN Nomor 19/DSN-MUI/IV/2001 yang menjelaskan bahwa Al-Qardh ada bukan sebagai kelengkapan transaksi atau sarana untuk mencari keuntungan.
- Akad qardh yang terjadi sebagai sarana untuk melengkapi transaksi lain yang bersifat komersial atau termasuk ke dalam akad-akad mu’awadhah untuk mendapatkan keuntungan. Pihak ketiga hanya dalam menggunakan dana tersebut untuk tujuan komersial, seperti pembiayaan pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah, produk Rahn Emas, pengalihan utang, dan ajakan piutang.
Fungsi qardh dan peran dalam perbankan syariah
Qardh memiliki beberapa fungsi berikut.
- Membantu nasabah yang sedang membutuhkan dana cepat untuk kebutuhan yang mendesak.
- Qardh Hasan yang menjadi pembeda Lembaga Keuangan Syariah dengan Lembaga Keuangan Konvensional, karena membawa misi sosial di dalamnya.
- Misi sosial ini dapat meningkatkan citra positif dan loyalitas masyarakat pada Lembaga Keuangan Syariah.
Fungsi tersebut juga berperan dalam penggunaan qardh. Perbankan Syariah umumnya menggunakan akad qardh dalam beberapa proses produk seperti di bawah pinjaman tunai dari produk kartu kredit syariah, pinjaman untuk talangan keperluan haji, pinjaman untuk pengusaha kecil, dan pinjaman kepada pengurus bank.
Berdasarkan OJK, perlakuan akuntansi akad qardh memiliki penjelasan pengakuan dan pengukuran seperti di bawah ini.
- Pinjaman qardh diakui sesuai dengan besarnya jumlah yang dipinjamkan pada saat transaksi terjadi.
- Biaya administrasi, bonus, atau ujrah yang dananya bersumber dari modal Bank diakui sebagai pendapatan operasional lainnya sesuai dengan jumlah yang diterima.
- Biaya administrasi, bonus, atau ujrah yang dananya bersumber dari dana pihak ketiga diakui sebagai pendapatan utama lain, dan hasilnya kemudian dibagi sesuai dengan besar jumlah yang diterima.
Contoh qardh
Berikut ini beberapa contoh qardh yang dapat Anda temui dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya:
-
Pinjaman talangan haji
Bagi nasabah atau calon haji akan diberikan pinjaman dana guna memenuhi persyaratan biaya perjalanan haji. Nasabah nantinya harus melunasi pinjaman tersebut dalam jangka waktu tertentu.
-
Pinjaman tunai dari kredit syariah
Nasabah dapat menggunakan uang bank melalui layanan kartu kredit. Setelahnya, ia wajib mengembalikan dana yang dipinjam sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan.
Dari penjelasan mengenai akad qardh, dapat disimpulkan qardh adalah akad pinjaman yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama pada waktu yang disepakati. Akad qardh juga bermanfaat dalam perbankan syariah, khususnya nasabah yang sedang membutuhkan dana cepat untuk kebutuhan yang mendesak.