Sektor Industri Halal Tumbuh 8,2% pada Kuartal II-2021
Meningkat seiring dengan permintaan produk halal dunia.
Jakarta, FORTUNE-Deputi Gubernur Bank Indonesia, Sugeng, mengatakan sektor ekonomi syariah terus menyumbangkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan perekonomian secara umum.
Data Bank Indonesia menunjukkan industri halal mampu tumbuh 8,24 persen pada kuartal II-2021, lebih tinggi daripada pertumbuhan PDB nasional yang mencapai 7,7 persen.
“Ini tentu harus terus didorong agar jadi arus baru ekonomi Indonesia," ujarnya dalam Pembukaan FESyar Jawa secara virtual, Senin (27/9).
Ekspor produk halal tumbuh 46,02 persen
Ekspor makanan produk halal Indonesia bahkan tumbuh 46,02 persen pada kuartal II-2021 (yoy). Hal ini, kata dia, merupakan sumber pertumbuhan ekonomi dan peluang agar Indonesia bisa lebih berperan dalam pasar halal global.
Pada akhir 2020, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menyatakan pandemi telah menekan 52 negara anggota. Gangguan pada rantai pasok produk halalnya telah menurunkan investasi produk halal hingga 13 persen.
"Ini peluang Indonesia memperbesar penetrasi ekspor. Contoh, di sektor makanan halal yang pada kuartal II-2020 kita sudah kirim atau ekspor senilai 10,4 miliar dolar AS ke pasar global, tumbuh 46,02 persen secara tahunan," katanya.
Indonesia masuk 10 besar industri halal global
Tingginya potensi yang dimiliki Indonesia memunculkan urgensi untuk memanfaatkan peluang global tersebut. Maka dari itu, upaya untuk terus mengintegrasikan sektor industri halal dari hulu ke hilir perlu semakin ditingkatkan.
Makanan halal bersama dengan fesyen muslim menjadi sektor unggulan yang diharapkan dapat turut mendorong pemulihan ekonomi nasional. Posisi industri halal Indonesia secara global pada kedua sektor ini berdasarkan Global Islamic Economy Indicator 2020 mencapai peringkat ke-4 untuk makanan halal, dan ke-3 untuk fesyen muslim.
Pada tahun sama, Indonesia sudah masuk dalam daftar 10 besar di seluruh sektor industri halal global. Pangsa pasar Indonesia dinilai cukup tinggi, yaitu 11 persen terhadap industri halal global.
Selain itu, sektor ekonomi dan keuangan syariah saat ini merupakan salah satu tumpuan pemerintah untuk memulihkan perekonomian nasional. Sektor ini dinilai memiliki potensi dan kinerja yang berdaya tahan di tengah pandemi Covid-19.
Industri halal bukan lagi pelengkap
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan bukan saatnya lagi memandang sebelah mata industri halal di Indonesia. Sebab perannya kian penting dalam membangun perekonomian negara.
“Industri halal tidak lagi menjadi pelengkap kemajuan perekonomian suatu bangsa, namun menjadi bagian penting dalam pembangunan perekonomian negara," ujar Wapres dalam Bizhare Investment Conference 2021 secara virtual, Sabtu (25/9).
Berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy Report 2019/20, diproyeksikan masing-masing sektor industri halal akan meningkat seiring dengan permintaan produk halal dunia.
Sektor tersebut antara lain sektor makanan dan minuman halal diprediksi akan mencapai nilai US$1,97 triliun pada 2024. Sektor keuangan Islam (syariah), diprediksi meningkat US$3,5 triliun pada 2024.
Kemudian, sektor perjalanan dan pariwisata diramalkan meningkat hingga US$274 miliar pada 2024, dan sektor fesyen naik US$402 miliar pada tahun sama. "Selain itu, sektor media dan karya seni juga diproyeksikan tumbuh mencapai US$309 miliar pada tahun 2024, dan sektor obat-obatan dan kosmetik halal masing-masing diprediksi naik sebesar US$134 miliar dan US$95 miliar pada 2024," ujarnya.
Menurutnya, salah satu faktor kunci pertumbuhan ekonomi Islam (halal) adalah meningkatnya populasi penduduk muslim di dunia. "Peningkatan populasi tersebut secara otomatis akan meningkatkan permintaan produk barang dan jasa halal," ujarnya.
Berdasarkan data Pew Research Center (PRC) 2020, urutan agama terbesar di dunia diduduki oleh Islam dengan jumlah pengikut mencapai 1,9 miliar dan terus meningkat seiring bertambahnya kelahiran di keluarga Muslim.
Hanya saja, Indonesia harus menghadapi tantangan yang tidak mudah. Antara lain, belum masuknya Indonesia dalam 10 besar untuk produk makanan halal, media dan rekreasi, serta farmasi dan kosmetika. Di samping itu, Indonesia masih menjadi pasar produk halal dunia, karenanya kinerja ekspor produk halal perlu ditingkatkan.