Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kesehatan Mental dan Dukungan Sosial, Bekal Perempuan Berdaya

20250712_104826.jpg
Legacy Makers Summit 2025 bertajuk “Women, Wellness, and The Future of the Ummah”/Dok. Fortune IDN/Desy Y.

Jakarta, FORTUNE — Perempuan memiliki peran penting dalam membangun masyarakat yang tangguh dan berdaya. Kepemimpinan perempuan yang berpijak pada nilai, kesehatan mental yang kuat, dan dukungan komunitas yang solid menjadi kunci terciptanya perubahan positif di tengah tantangan zaman. Hal inilah yang menjadi sorotan utama dalam Legacy Makers Summit 2025 bertajuk “Women, Wellness, and The Future of the Ummah”, hasil kolaborasi antara Luminihsan, ParagonCorp, dan Wardah yang digelar pada Sabtu, 12 Juli 2025, di Jakarta.

Legacy Makers Summit 2025 menjadi panggung inspiratif bagi perempuan Muslim di Asia Tenggara untuk menggali potensi dan memperkuat kontribusi bagi umat. Dihadiri oleh pemimpin, aktivis, hingga praktisi dari berbagai bidang, kegiatan ini mengangkat isu penting seputar kesehatan mental, pemberdayaan ekonomi, hingga pentingnya kolaborasi lintas sektor.

Co-Founder sekaligus Deputy CEO ParagonCorp, dr. Sari Chairunnisa, menegaskan gelaran ini merupakan wujud nyata komitmen perusahaan dalam mendukung ekosistem perempuan yang kuat dan saling memberdayakan.

“Selama 40 tahun, Paragon dan Wardah telah berupaya menciptakan ruang aman bagi ribuan perempuan. Kami percaya bahwa perubahan besar tidak bisa dilakukan sendirian, melainkan melalui kolaborasi dan dukungan bersama,” ungkap dr. Sari.

Salah satu fokus utama yang diangkat adalah pentingnya kesadaran akan kesehatan mental dalam kehidupan perempuan. Kesehatan psikologis yang terjaga menjadi fondasi penting dalam membangun kemandirian, menjaga hubungan yang sehat, dan meningkatkan produktivitas. Dalam konteks ini, peran support system seperti keluarga, teman, dan komunitas menjadi sangat krusial dalam menopang perempuan menghadapi tekanan hidup maupun tantangan sosial.

Perempuan sebagai pilar perubahan

Dr. Rania Awaad, M.D., Direktur Stanford Muslim Mental Health and Islamic Psychology Lab, menekankan menekankan pentingnya kesehatan mental dalam perspektif Islam dan bagaimana setiap perempuan dapat membangun kontribusi dari potensi yang telah dianugerahkan.

"Saya dulu orang yang tidak pernah menyangka akan pegang mikrofon, bicara di depan banyak orang, tapi hidup, keyakinan, dan niat baik membawa saya ke sini, dan keyakinan membawa saya ke sini,” ucapnya. Ia menegaskan bahwa kontribusi sekecil apa pun tetap memiliki nilai selama dilandasi niat yang tulus.

"Tidak ada satu jalan yang lebih mulia dari yang lain selama dilakukan dengan niat yang tulus, itu semua berharga,” kata Rania, menambahkan.

Rania juga mengajak perempuan untuk saling menghargai dan tidak membandingkan kontribusi satu sama lain. "Apa yang jadi kekuatanmu, belum tentu bisa saya lakukan, apa yang saya lakukan, belum tentu orang lain bisa karena itu, tidak ada ruang untuk meremehkan talenta setiap orang,” jelasnya.

Dalam sesi lain, dr. Sari Chairunnisa juga menekankan pentingnya membentuk pola pikir atau mindset yang sehat dalam kehidupan perempuan. Menurutnya, konsep boundary (batasan pribadi) dan me time perlu dibiasakan sejak dini untuk menciptakan keseimbangan antara peran sosial dan kebutuhan pribadi. Hal itu bisa dilatih baik dalam keseharian maupun lungkungan pekerjaan. "Minggu lalu, di Paragon, kami baru saja mengadakan program health and wellness untuk meningkatkan kesadaran kesehatan karyawan dan membentuk mindset yang benar,” kata dr. Sari.

Ia menambahkan bahwa praktik menjaga batasan pribadi harus dimulai dari rumah, melalui komunikasi terbuka antara suami dan istri. "Soal boundary harus dimulai sejak membangun keluarga, suami dan istri perlu saling terbuka agar dapat memiliki waktu untuk diri sendiri dan dengan teman,” tuturnya.

Konsep ini, menurutnya, akan membantu perempuan menyusun prioritas hidup yang seimbang. "Kalau kita punya mindset yang benar, kita bisa membuat prioritas dan menjaga hubungan dengan orang lain,” kata dr. Sari.

Legacy Makers Summit 2025 juga menjadi momentum peluncuran resmi Luminihsan sebagai yayasan yang akan aktif dalam program-program sosial seperti wakaf, donasi, dan beasiswa. Para pendirinya, Guzelya Marisova dan Shafira Umm, membawa semangat untuk memperluas jaringan dan mendorong lebih banyak perempuan Muslim menjadi agen perubahan yang berdampak. Selain itu, menegaskan bahwa melalui kepemimpinan yang empatik, kesadaran mental yang kuat, dan dukungan komunitas yang solid, perempuan dapat menjadi kekuatan transformatif bagi umat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us