Jakarta, FORTUNE - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) hingga kuartal III/2023 berhasil membukukan laba sebesar Rp4,20 triliun atau bertumbuh 31,04 persen secara tahunan.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengatakan salah satu penopang dari pertumbuhan laba yang pesat yakni pertumbuhan volume pembiayaan yang mampu mendorong pendapatan margin bagi hasil tumbuh 15,74 persen (yoy).
Selain itu, kinerja tangguh ini juga menunjukkan resilience dan membuktikan diri sebagai bank syariah yang memberikan kontribusi economic value untuk kemaslahatan ummat. Ia menilai, kondisi makro ekonomi dan situasi global yang tidak menentu saat ini menjadi tantangan tersendiri, termasuk bagi perbankan syariah, untuk tetap bertumbuh secara stabil dan berkelanjutan.
“Secara perlahan dan pasti, ekonomi syariah makin dikenal masyarakat yang pada akhirnya memberikan dampak positif pada bisnis BSI. Ditambah lagi, literasi keuangan dan perbankan syariah yang terus kami jalankan kepada para stakeholders untuk menjaga fokus bisnis secara berkelanjutan,” kata Hery melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Rabu (1/11).
Ditopang konsumer, pembiayaan BSI naik 15,94%
Adapun dari segmen pembiayaan, penyaluran pembiayaan tercatat tumbuh positif, dengan kualitas yang sehat dan terjaga. Hingga September 2023, BSI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp232 triliun, bertumbuh 15,94 persen (yoy).
Hery menjelaskan, pembiayaan didominasi oleh segmen konsumer sebesar Rp117,92 triliun, korporasi sebesar Rp54,39 triliun, mikro sebesar Rp21,45 triliun, SME Rp18,62 triliun dan komersial Rp11,86 triliun.
Selain itu, BSI juga fokus dan berkomitmen dalam penyaluran pembiayaan berkelanjutan. Hingga September 2023 pembiayaan berkelanjutan di BSI mencapai Rp53,6 triliun yang didominasi sektor UMKM sebesar Rp43,4 triliun, disusul pertanian Rp4,9 triliun, eco-effisien produk Rp3,3 triliun, energi terbarukan Rp1,4 triliun dan proyek eco-green Rp600 miliar.
"Perseroan berkomitmen menyalurkan pembiayaan yang sehat dan sustain serta memiliki kualitas baik," katanya.
Beberapa strategi secara konsisten dilakukan di antaranya fokus pada pembiayaan yang sehat dan orientasi jangka panjang, akselerasi business process dan disiplin dalam monitoring kualitas pembiayaan.
DPK BSI naik tipis jadi Rp262 triliun
Selain itu komposisi dana pihak ketiga (DPK) didominasi oleh dana murah. Hingga September 2023, penghimpunan DPK mencapai Rp262 triliun, atau naik tipis bila dibandingkan dengan posisi pada September 2022 yang sebesar Rp245,18 triliun.
Dari angka tersebut, komposisi dana murah berupa tabungan sebesar Rp115 triliun dan giro Rp42 triliun. BSI juga terus mendorong pertumbuhan dana murah terutama Tabungan Bisnis yang menjadi salah satu engine dengan pertumbuhan 134,41 persen dan memiliki tren meningkat.
Seiring dengan meningkatnya bisnis BSI customer based di BSI juga terus berkembang. BSI mencatat jumlah customer based perseroan saat ini mencapai 19,22 juta, meningkat 10,90 persen (yoy). Oleh karena itu, untuk memberikan layanan optimal bagi nasabah, saat ini BSI telah memiliki lebih dari 1.100 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Di sisi lain, perlu kami sampaikan bahwa pertumbuhan nasabah juga tak lepas dari e-channel, seperti BSI Mobile yang dapat dengan mudah diakses nasabah untuk transaksi pembukaan rekening online baik tabungan, deposito maupun pembiayaan," kata Direktur Teknologi Informasi Saladin D. Effendi.
Tercatat hingga September 2023, generasi X,Y,Z masih mendominasi penggunaan BSI Mobile dengan total pengguna mencapai 5,90 juta orang atau tumbuh 32,80 persen (yoy), dengan jumlah 266,3 juta transaksi.