Pacu Pendapatan Komisi, Bank Muamalat Perkuat Layanan Haji
90% nasabah Bank Muamalat telah bermigrasi ke kanal digital.
Jakarta, FORTUNE - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) terus memacu kontribusi pendapatan berbasis komisi atau Fee Based Income (FBI) pada tahun ini. Sejumlah kontributor utama dari pendapatan tersebut adalah Mobile Banking Muamalat DIN hingga bancassurance dan Cash Management System (CMS).
“Transaksi menggunakan Muamalat DIN menunjukkan tren yang sangat positif. Hal ini kami respon dengan sejumlah inovasi dan mengoptimalkan layanan di Muamalat DIN agar nasabah tertarik dan nyaman dalam bertransaksi. Selain itu, bancassurance dan CMS juga akan kami optimalkan kontribusinya,” kata Direktur Bank Muamalat Wahyu Avianto melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (13/3).
Wahyu menjelaskan, digital banking menjadi andalan karena pihaknya melihat adanya perubahan pola transaksi nasabah selama dan pasca Pandemi Covid-19.
90% nasabah Bank Muamalat telah bermigrasi ke kanal digital
Sebelum pandemi mayoritas nasabah masih bertransaksi di kantor cabang. Hanya sekitar 30 persen nasabah yang menggunakan kanal digital. Namun, saat ini aktifitas transaksi menggunakan kanal digital sudah di atas 90 persen yang didominasi oleh Muamalat DIN.
Ia menyebut, sejumlah inovasi juga dilakukan oleh Bank Muamalat. Terbaru, Bank Muamalat menghadirkan menu Bank Haji. Melalui menu ini, nasabah Bank Muamalat maupun non-nasabah dapat mengecek nilai manfaat pengelolaan dana haji.
Untuk saat ini, pengecekan nilai manfaat haji via Muamalat DIN baru tersedia untuk calon jemaah haji reguler. Selain itu, terdapat juga fitur pendaftaran dan pelunasan haji. Informasi tersebut dapat diperoleh cukup dengan mengakses Muamalat DIN tanpa harus ke kantor cabang Bank Muamalat.
Fee based Bank Muamalat mampu tumbuh 95% di 2022
Wahyu menambahkan, strategi bisnis ini dilakukan sejalan dengan capaian kinerja tahun 2022 lalu. Tercatat, FBI menjadi penopang utama laba perseroan. Tercatat, laba perseroan hingga akhir 2022 mencapai Rp52 miliar, meningkat lebih dari tiga kali lipat dari Rp12,5 miliar pada akhir 2021.
Dari pencapaian tersebut, FBI menjadi pionir bank syariah di Tanah Air ini tercatat sebesar Rp1,1 triliun atau tumbuh 95 persen year on year.