Laporan Accenture Ungkap Teknologi AI Semakin Mirip Cara Kerja Manusia

Laporan Accenture hasilkan 4 tren perkembangan teknologi AI.

Laporan Accenture Ungkap Teknologi AI Semakin Mirip Cara Kerja Manusia
Ilustrasi AI Generatof/Dok. Google
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Perusahaan konsultan Digital, Accenture, melaporkan bahwa perusahaan memerlukan sejumlah landasan digital yang kuat untuk mengembangkan Teknologi AI (Artificial Intelligence) yang bertanggung jawab.

Country Managing Director Accenture Indonesia, Jayant Bhargava, mengatakan teknologi AI diakui dapat meningkatkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan bermanfaat bagi bisnis maupun masyarakat. “Namun, untuk mewujudkan manfaat ini memerlukan pendekatan 'human by design' yang seimbang,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Jumat (31/5).

Human by Design, menurut Bhargava, merujuk pada teknologi kecerdasan buatan yang semakin menyerupai manusia dan semakin intuitif untuk digunakan, hal ini juga akan mendorong era baru dalam produktivitas dan kreativitas.

“Hal ini harus didasarkan pada teknologi yang berkonsep human-centric, dengan mengutamakan pengalaman pengguna, terus berkembang, semakin mudah untuk digunakan, dan semakin terintegrasi di berbagai aspek kehidupan manusia,” kata Bhargava.

Potensi yang ada

Accenture Technology Vision 2024 Media Briefing. (dok. Accenture)

Menurut laporan Technology Vision 2024: "Human by Design: How AI Unleashes the Next Level of Human Potential", Bhargava menyebutkan, setiap perusahaan yang ingin menerapkan teknologi AI dalam operasionalnya, perlu mempertimbangkan infrastruktur teknis, model operasi, dan tata kelola untuk memenuhi permintaan komputasi yang tinggi sekaligus mengelola biaya dan penggunaan energi.

Teknologi AI generatif dinilai memiliki potensi untuk memengaruhi 44 persen dari seluruh jam kerja di seluruh industri di Amerika Serikat, memungkinkan peningkatan produktivitas di 900 jenis pekerjaan yang berbeda, dan menciptakan setidaknya US$8 triliun atau sekitar Rp130,05 kudriliun (kurs Rp16.255,63 per dolar AS) nilai ekonomi global.

Adanya pergeseran bisnis dengan menggunakan teknologi AI dipastikan membentuk kembali dinamika kerja, meski otomatisasi pekerjaan secara menyeluruh kemungkinan tak akan terjadi.

“Hal ini juga mendorong pentingnya pelatihan untuk menyelesaikan pekerjaan dan alur kerja kolaboratif antara manusia dan AI. Organisasi yang menerapkan pendekatan AI generatif yang berpusat pada manusia dan bertanggung jawab akan menghasilkan nilai ekonomi yang signifikan,” ujar Bhargava.

Empat tren

Artificial Intelligence. (ShutterStock/metamorworks)

Adapun laporan Technology Vision 2024 "Human by Design", mencatat setidaknya ada empat tren utama yang bisa diuraikan, sebagai berikut:

  1. A Match Made in AI: Mereformasi hubungan manusia dan ilmu pengetahuan
    Tren ini menunjukkan bahwa pengelolaan data dapat membantu AI berpikir selayaknya manusia dan bahkan memiliki kreativitas. AI kini mampu untuk memberikan respons yang dipersonalisasi dalam bentuk saran, rangkuman dari sekumpulan hasil, esai, gambar, atau bahkan karya seni alih-alih hanya menelusuri tumpukan hasil dari mesin pencarian.
    Para pemimpin bisnis perlu melihat kembali peran informasi dalam organisasi dan membekali karyawan mereka dengan perangkat yang memiliki kemampuan AI untuk meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan secara signifikan.
  2. Meet My Agent: Ekosistem untuk AI
    Tren ini fokus pada berbagai asisten AI yang membantu individu dan menjadi bagian dari satu ekosistem yang saling terhubung. Tak hanya membantu dan memberi saran kepada manusia, tetapi juga mewakili manusia untuk membuat keputusan baik di dunia fisik maupun digital.
    Dengan bekerja berdampingan, kehadiran asisten ini dapat melipatgandakan output kolektif dari para pekerja dan menghasilkan keuntungan yang sangat besar bagi perusahaan yang memilih untuk berpartisipasi. Sebanyak 96 persen eksekutif setuju bahwa memanfaatkan ekosistem asisten AI akan jadi peluang yang signifikan bagi perusahaan dalam tiga tahun ke depan.
  3. The Space We Need: Menciptakan nilai dalam realitas baru
    Perkembangan teknologi memungkinkan terciptanya era baru yang menciptakan pengalaman interaktif dan imersif didalam lingkungan yang sepenuhnya disimulasikan oleh komputer. Hal ini akan memadukan dunia digital dan fisik sehingga mempertemukan manusia dengan beragam pendekatan baru, mendorong inovasi, dan meningkatkan cara kita bekerja, hidup, dan belajar.
  4. Our Bodies Electronic: Antarmuka manusia yang baru
    Penggunaan teknologi  inovatif yang dapat digunakan atau ditanamkan ke diri kita, seperti wearables yang memiliki kemampuan AI, neuroteknologi penginderaan otak, serta pelacakan pandangan dan gerakan, bisa membuka pemahaman yang lebih baik mengenai diri manusia, cara hidup, dan motivasi, serta menggunakan wawasan mendalam tersebut untuk meningkatkan cara manusia bekerja dan berinteraksi.

Magazine

SEE MORE>
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024

Most Popular

50 Ucapan dan Kata-kata Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
10 Dekorasi Natal Termahal di Dunia, Tembus 238 Miliar!
6 Kado Natal Termahal untuk Hadiah yang Berkesan
Jadwal Libur Bank Indonesia Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Ini Syarat dan Harganya
Target KUR 2025 Jadi Rp300 T, Bidik Jutaan Debitur Baru