Jakarta, FORTUNE – CEO Tesla, Elon Musk, melontarkan ancaman boikot pada produk-produk Apple, jika perusahaan tersebut mengintegrasikan teknologi OpenAI ke dalam sistem operasi (OS) mereka.
Sosok berpengaruh di industri teknologi ini melontarkan pernyataannya selepas Apple mengumumkan berbagai pembaruan dalam teknologi yang dimiliki, di mana salah satunya terdapat kerja sama dengan ChatGPT–produk OpenAI–ke dalam perangkatnya. “Apple tidak cukup pintar untuk membuat AI mereka sendiri, tapi mampu memastikan bahwa OpenAI akan melindungi keamanan dan privasi,” ujarnya seperti dikutip Reuters, Selasa (11/6). “Sangat tidak masuk akal.”
Bahkan, Musk mengatakan bahwa bila sampai kerja sama Apple dan OpenAI masuk ke dalam tingkat sistem operasi, maka ia akan melarang semua penggunaan perangkat Apple di seluruh lini bisnis yang dijalankan. "Itu adalah pelanggaran keamanan yang tidak dapat diterima," katanya.
Jika ada pengunjung yang menggunakan perangkat Apple, Musk berjanji akan memeriksa perangkat tersebut sebelum masuk dan menyimpannya dalam Faraday Cage–sebuah wadah untuk memblokir medan elektromagnetik.
Sejarah Musk bersama OpenAI
Seperti diketahui, pada 2015 lalu, Musk mendirikan OpenAI bersama Sam Altman–yang kini menjabat sebagai CEO. Namun, Musk menggugat Altman pada awal Maret 2024, karena perusahaan tersebut mengabaikan misi awal untuk mengembangkan teknologi AI untuk kepentingan kemanusiaan dan bukan keuntungan semata.
Kini Musk memiliki startup pengembang teknologi AI sendiri yang dinamakan xAI, sebagai pesaing dari OpenAI dengan produk ChatGPT-nya. “xAI bernilai US$24 miliar (Rp391,09 triliun-kurs Rp16.295,42 per dolar AS) pada putaran pendanaan terakhirnya, di mana ia mengumpulkan US$6 miliar (Rp97,77 triliun) dalam pendanaan seri B,” tulis Reuters.
Tak akan diikuti
Meski Musk bersikeras pada sikap penolakannya terhadap kehadiran OpenAI di bisnis Apple, CEO perusahaan konsultan Creative Strategies, Ben Bajarin, mengatakan bahwa kemungkinan ada pihak lain yang mengikuti jejak Musk sangatlah kecil. Menurutnya, Apple berusaha mendidik masyarakat, bahwa cloud pribadi sama amannya dengan menyimpan data di perangkat.
"Apa yang (Apple) coba tambahkan ke dalam narasinya adalah ketika (data) keluar dan masuk ke cloud pribadi yang aman, hal serupa juga menyebabkan anonimisasi data pengguna dan firewall informasi tersebut kepada Anda. Apple benar-benar tidak pernah melihatnya," ujarnya kepada Reuters.
Hal ini sejalan dengan Apple yang juga menekankan privasi sebagai inti dari teknologi AI yang dikembangkan. Perusahaan mengungkapkan akan menggunakan kombinasi pemrosesan di perangkat dan komputasi awan (cloud) untuk fitur-fitur yang mereka kembangkan.