IBM: Perusahaan yang Gunakan Teknologi AI Akan Mulai Fokus ke ROI

Manfaat teknologi AI mulai terealisasi dalam 2-5 tahun.

IBM: Perusahaan yang Gunakan Teknologi AI Akan Mulai Fokus ke ROI
Presiden Direktur IBM Indonesia, Roy Kosasih. (dok. IBM)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Perusahaan teknologi, IBM Indonesia mengungkapkan hasil kajiannya terkait perkembangan Teknologi AI (Artificial Intelligence), di mana pada 2025 tren AI akan berfokus pada tujuan strategis berdasarkan keunggulan kompetitif dan peningkatan Return of Investment (ROI) perusahaan yang memanfaatkan inovasi teknologi. 

 “Perusahaan harus menggunakan model yang lebih kecil dan ditargetkan pada arsitektur open-source fleksibel yang dapat diintegrasikan ke dalam platform AI penyedia teknologi pilihan mereka,” ujar Presiden Direktur IBM Indonesia, Roy Kosasih, dalam konferensi pers, Rabu (4/12).

Dengan demikian, banyak perusahaan di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, akan mulai memaksimalkan dampak dari investasi AI di sistem operasional mereka. Lebih dari setengah (54 persen) kini mengharapkan AI memberikan manfaat jangka panjang bagi bisnis mereka, seperti dalam hal inovasi atau peningkatan pendapatan.

Menurutnya, perubahan besar terletak pada pengembangan solusi AI yang hemat biaya, dengan fleksibilitas untuk menggunakan model open-source yang dibuat khusus serta integrasi yang lancar antara berbagai penyedia.

“Pada akhirnya, kita harus bertujuan untuk masa depan AI yang human-centric untuk kepentingan semua,” kata Roy.

Untuk meraih keuntungan jangka pendek pada fase awal proyek AI generatif kini telah bergeser menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang potensi AI. Fokus juga telah bergeser dari penggunaan AI pada kasus berisiko rendah dan non-inti, ke penerapan AI Generatif dalam fungsi inti bisnis untuk meraih keunggulan kompetitif dan meningkatkan ROI.

Hasil kajian

Ilustrasi artificial intelligence. (ShutterStock/Jirsak)

Berdasarkan kajian IBM, fokus utama investasi AI di Asia-Pasifik akan berpusat pada peningkatan pengalaman pelanggan, sebesar 21 persen; otomasi proses bisnis di back-office 18 persen; serta otomasi penjualan dan pengelolaan siklus hidup pelanggan, yang mencapai 16 persen.

Untuk mencapai tujuan berkenaan dengan pemanfaatan teknologi AI tersebut, organisasi harus menghadapi tantangan utama dari kompleksitas data (39 persen), tingginya biaya implementasi dan solusi (36 persen), serta terbatasnya jumlah use case yang teridentifikasi (35 persen).

Sementara itu, hampir 60 persen organisasi yang disurvei di wilayah Asia-Pasifik mengantisipasi bahwa manfaat dari investasi AI mereka akan terealisasi dalam dua hingga lima tahun. Sementara, hanya 11 persen yang mengharapkan pengembalian investasi dalam dua tahun ke depan.

"Banyak bisnis di Indonesia mulai melirik atau bereksperimen dengan AI dan sekarang siap untuk tahap berikutnya,” katanya.

Related Topics

Teknologi AIIBMROI

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Emas Menguat Setelah Data Inflasi AS Lebih Rendah Dari Ekspektasi
TikTok Diblokir Mulai 19 Januari 2025, Pengguna AS Beralih
WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Openspace Himpun Dana US$165 Juta, Siap Perluas Investasi Startup
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers