Jakarta, FORTUNE – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (KORIKA), GDP Venture, bersama dengan AI Singapore (AISG), menginisiasi pengembangan Large Language Model (LLM) Bahasa Indonesia yang bisa digunakan secara terbuka.
Ketua Umum KORIKA, Hammam Riza, mengatakan proyek ini akan mendorong terobosan pengembangan teknologi Tanah Air. “Kolaborasi menjadi kunci dalam memanfaatkan potensi Al secara optimal dan menciptakan solusi sesuai kebutuhan masyarakat secara luas melalui kerja sama lintas sektor ekonomi,” ujarnya dalam konferensi pers proyek ini, Kamis (30/11).
Proyek tersebut merupakan bagian dari optimalisasi Stranas AI yang tengah direvisi oleh KORIKA bersama sejumlah lembaga lain, seperti BRIN. Pada tahap ini, KORIKA berperan sebagai orkestrator dalam penggunaan AI menuju Indonesia Emas 2045 yang akan mengumpulkan data LLM Bahasa Indonesia dan mendorong terobosan dalam pengembangan teknologi.
Revisi ini ditargetkan selesai sebelum Pemilu 2024 dan siap diimplementasikan pada 2024. “Jika tidak, kita akan terlambat. Nanti GPT nya sudah keluar katanya AGI (Artificial General Intelligence), gara-gara dramanya di Sam Altman,” ujarnya.
Urgensi
Sementara itu, Kepala Strategi, Kemitraan, dan Pertumbuhan AISG, Darius Liu, menyebut AI generatif semacam GPT memang sudah ada di banyak negara, namun kemampuan bahasanya masih mengacu pada Bahasa internasional seperti Bahasa Inggris.
“Kita harus bekerja sama untuk memecahkan masalah ini sekarang. AI Singapore telah menyiapkan program LLM untuk lebih fokus pada pengembangan di Asia Tenggara secara khusus,” ujarnya.
CTO GDP Venture/ CEO & CTO GDP Labs, On Lee, melalui portofolio teknologi yang dimiliki–GLAIR.ai dan Datasaur.ai– akan menyesuaikan platform yang diusung AISG dengan SEA-LION. “Inisiatif ini menjanjikan manfaat seperti pengurangan biaya operasional, peningkatan pendapatan dan produktivitas, serta kolaborasi manusia dan Al yang efektif,” katanya.
Kolaborasi ini diharapkan mampu menjawab tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan Teknologi AI. “Pengembangan LLM Bahasa Indonesia, diharapkan dapat dibangun fondasi yang kokoh untuk menciptakan model bahasa inovatif bagi Indonesia.
3 Aspek penting
Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria, menyampaikan bahwa terdapat tiga aspek penting dalam pengembangan AI ini, yakni teknologi, human capital, dan tata kelola teknologi AI. “Ini akan mengurangi bias yang bisa dihasilkan generative AI terutama dalam penggunaan Bahasa Indonesia dalam pengoperasiannya,” katanya.
Nezar mengatakan, pengembangan teknologi AI tertinggi saat ini masih terjadi di sektor informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, serta sektor administrasi pemerintahan dan pertahanan. Sedangkan di sisi human capital, pengembangan teknologi AI dihadapkan pada kenyataan bahwa inovasi ini berpeluang besar dalam bisnis.
“Pada tahun 2030, teknologi AI diprediksi akan memerikan kontribusi sekitar US$266 miliar (sekitar Rp4,13 triliun pada kurs Rp15.543,35 per dolar AS) pada pendapatan domestik bruto Indonesia dan sekitar US$1 triliun (Rp15.547,09 triliun) untuk seluruh kawasan ASEAN,” ujarnya.
Sementara, pada aspek terakhir, pengembangan teknologi AI harus memperhatikan tata kelola yang berpangkal pada aturan main, baik dari panduan etika hingga perencanaan Stranas yang tengah digodog oleh KORIKA bersama BRIN. “Hal ini bukan hanya mengurangi risiko, tetapi juga mendorong pelaku usaha untuk makin mengembangkan teknologi AI di Indonesia,” katanya.