Jakarta, FORTUNE – Penyedia aplikasi desain komunikasi visual, Canva perkenalkan layanan terbarunya, Canva Enterprise (Canva Perusahaan) untuk mengakomodir kebutuhan pemimpin bisnis kepada para pegawai non-desain, untuk bisa memiliki keterampilan desain.
Co-founder dan CEO Canva, Melanie Perkins, mengatakan bahwa produk ini adalah bagian dari rangkaian produk untuk menjawab kebutuhan ini dengan menghadirkan manfaat desain bagi 99 persen karyawan yang mungkin tidak dilatih untuk menjadi desainer profesional.
“Kami berharap dapat menggunakan dekade kedua dengan menyatukan ekosistem desain, AI (Artificial Intelligence), dan alat alur kerja yang tadinya tersebar ke mana-mana, menjadikannya lebih mudah diakses dan digunakan oleh setiap profesional di organisasi apa pun,” kata Perkins dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Selasa (28/5).
Menurutnya, di era yang serba digital ini, permintaan akan konten visual terus melonjak, kompleksitas organisasi juga menjadi lebih menantang dari sebelumnya. Dengan demikian, keberadaan Canva Perusahaan jadi solusi paket berlangganan untuk organisasi berskala besar untuk membantu setiap tim memuluskan alur kerja mereka.
Mendukung pertumbuhan bisnis Canva
Perkins mengatakan bahwa produk terbaru ini melengkapi penyederhanaan dan demokratisasi ekosistem desain yang dilakukan pada dekade pertama. “Produk kami telah digunakan oleh 95 persen tim dalam perusahaan yang tercantum di daftar Fortune 500,” katanya.
Saat ini, Canva memiliki lebih dari 180 juta pengguna aktif bulanan dan pendapatan tahunan lebih dari US$2,3 miliar atau sekitar Rp37 triliun (kurs Rp16.087,30 per dolar AS).
Perkins mengatakan bahwa lebih dari 95 juta pengguna baru sudah bergabung ke ekosistem Canva, terutama dalam waktu 18 bulan sejak Rangkaian Aplikasi Visual yang ditujukan bagi para Pekerja mulai diperkenalkan. “Jumlah pengguna yang awalnya dicapai oleh Canva dalam waktu hampir sembilan tahun,” ujarnya.
Dengan beragam tambahan fiturn tersebut, solusi Canva untuk dunia kerja ini menandai pengambilan langkah besar dalam memenuhi strategi Canva di bidang pelanggan perusahaan dan memajukan posisinya sebagai pimpinan dalam bidang komunikasi visual.
Organisasi terintegrasi
Perkins mengklaim keberadaan produk terbaru ini akan merombak sistem kerja yang tadinya terpisah-pisah menjadi sebuah organisasi terintegrasi, terutama dalam membuat konten visual dalam jumlah besar dan meningkatkan kolaborasi internal dengan mudah.
Hal ini memenuhi kebutuhan perusahaan yang menuntut keamanan, sistem pelaporan, sistem administrasi, dan alur manajemen merek perusahaan yang lebih canggih.
“Produk ini juga dilengkapi dengan pengawasan admin dan keamanan yang lebih canggih untuk memastikan aset tetap aman dan konsisten dengan pedoman merek,” katanya.
Adapun beberapa keuntungan Canva Perusahaan yang diungkapkan oleh Perkins, yakni:
- Mengakomodasi pertumbuhan perusahaan
Perusahaan bisa menyesuaikan kapasitas penyimpanan cloud dengan kebutuhan organisasi secara global. Dengan membuat beberapa tim dalam satu organisasi, perusahaan akan memungkinkan setiap orang dapat mengakses konten yang mereka perlukan dengan aman. - Konsolidasi HAKI, biaya, dan aplikasi
Perusahaan bisa mengonsolidasikan desain, produksi konten, AI, dan alat kolaborasi dalam satu akun terpusat untuk meningkatkan dampak sekaligus mengurangi biaya dan kompleksitas. - Melakukan pengawasan merek perusahan tingkat lanjut
Canva Perusahaan memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan konsistensi merek dengan pengawasan yang ketat, saat mengelola setiap aspek merek. Perusahaan bisa mengelola akses terhadap elemen dan template di library Canva dengan fitur pengendalian terhadap siapapun yang dapat berbagi konten secara eksternal. - Keamanan perusahaan
Produk dilengkapi dengan keamanan tangguh yang dirancang untuk menjaga keamanan organisasi melalui alat-alat seperti MFA, SCIM, SSO, dan Perisai Canva (Canva Shield)—serangkaian fitur dengan keamanan tingkat lanjut, termasuk proteksi kewajiban legal untuk konten yang dihasilkan oleh AI untuk pelanggan yang memenuhi syarat.