Saham Tesla Melonjak, Kekayaan Elon Musk Bertambah US$12 Miliar

Padahal saham Tesla sempat turun di awal tahun.

Saham Tesla Melonjak, Kekayaan Elon Musk Bertambah US$12 Miliar
Elon Musk dalam acara WWF 2024 di Bali. (ANTARAFOTO/Aprillio Akbar)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kekayaan bos Tesla, Elon Musk, bertambah hingga US$12 miliar atau sekitar Rp196,53 triliun (kurs Rp16.377,59 per dolar AS), setelah Saham Tesla melonjak dalam semalam.

Menurut pemberitaan Leadership.ng, saham Tesla melonjak hingga US$229 pada Selasa (2/7), melesat hampir 25 persen sejak harga saham perusahaan ini turun di bawah US$183 pada 24 Juni. “Kekayaan bersih Musk kini mencapai US$240,2 miliar sementara 12 persen sahamnya di Tesla meningkat menjadi US$160 miliar, naik dari sekitar US$150 miliar pada penutupan pasar hari Senin,” tulis pemberitaan Leadership, Rabu (3/7).

Tesla melaporkan pengiriman hampir 444.000 kendaraan pada kuartal kedua 2024, meningkat 14,8 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun, secara tahunan (yoy) penjualan mobil listrik perseroan menurun 4,8 persen. Angka ini sedikit melampaui perkiraan analis sekitar 439.000 pengiriman, sehingga meningkatkan kepercayaan investor dan mendorong kenaikan saham.

Dengan pencapaian ini, Elon Musk, yang juga ikut mendirikan enam perusahaan termasuk Tesla, SpaceX, dan startup terowongan Boring Company, tetap menjadi tokoh terkemuka di industri teknologi.

Sempat turun

Ilustrasi pabrik Tesla. Shutterstock/Michael Vi

Kemampuan Tesla untuk melampaui ekspektasi telah menjadi faktor penting dalam kinerjanya belum lama ini, meskipun saham perusahaan mengalami volatilitas yang signifikan pada paruh pertama 2024, anjlok di bawah US$140 pada April, setelah mencapai puncaknya di atas US$250 pada awal tahun.

Diketahui, saham Tesla turun awal tahun ini setelah mengalami penurunan laba kuartal pertama sebesar 48 persen dan penurunan pendapatan sebesar 9 persen. Sedangkan, penjualan kendaraan mencapai 70.000 unit, lebih sedikit dari perkiraan. Hal ini, menandai pertumbuhan pengiriman kuartalan negatif pertama dalam empat tahun. 

Beberapa faktor telah mempengaruhi pengiriman kendaraan Tesla tahun ini, termasuk masalah rantai pasokan dan serangan pembakaran di pabrik perusahaan tersebut di Berlin. Selain itu, angka penjualan jenama mobil listrik asal Cina, BYD, yang kuat, cukup berdampak pada lansekap kompetisi dan meningkatnya permintaan global terhadap kendaraan listrik.

Dominasi Musk

Elon Musk mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi Twitter, Senin (25/4). Shutterstock/Sergei Elagin

Pada Juni, Musk berhasil mendapatkan persetujuan pemegang saham atas paket kompensasi substansialnya. Pemegang saham Tesla kembali memberikan dukungannya terhadap kesepakatan pembayaran Musk sebesar US$56 miliar dan menyetujui relokasi perusahaan ke Texas.

Hal ini menjadi ujung kisah dari pembatalan yang dilakukan hakim Delaware pada kesepakatan Musk di tahun 2018, untuk menerima opsi yang setara dengan tambahan 9 persen kepemilikan Tesla pada awal tahun ini. Namun, pengaruh dan kepemimpinan Musk terus mendorong kepercayaan investor.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil