Microsoft Tanam Kecerdasan Buatan ChatGPT di Mesin Pencari

Meski canggih, chatGPT masih punya beberapa masalah.

Microsoft Tanam Kecerdasan Buatan ChatGPT di Mesin Pencari
Gedung Microsoft. (Pixabay/efes)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Mesin pencari rilisan Microsoft yakni Bing, baru saja mengumumkan versi terbarunya yang dilengkapi oleh teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligent/AI). Pembaruan teknologi ini juga mendukung chatbot ChatGPT.

Kepada The Verge (9/2), CEO Microsoft, Satya Nadella, mengatakan bahwa penggunaan AI ini akan memberikan pengalaman baru dalam menjelajah dunia maya dan menemukan informasi secara online. “Ini adalah babak baru dalam pencarian. Perlombaan dimulai hari ini, dan kami akan bergerak dan bergerak cepat,” katanya.

Bing versi terbaru, menurut Satya, bekerja dalam berbagai konfigurasi. Salah satu yang jelas terlihat adalah tampilan hasil pencarian konvensional yang berdampingan dengan anotasi AI. Selain itu, dalam mode lainnya, pengguna situs pencari bisa berbicara langsung ke chatbot Bing, dengan mengajukan pertanyaan antarmuka seperti di ChatGPT.

Fitur canggih

CEO Microsoft, Satya Nadella. (DOK/Microsoft).

Satya menjelaskan bahwa fitur ini didukung teknologi model bahasa openAI yang disebut ‘Model Prometheus’, yang juga mendukung ChatGPT. Menurutnya, model ini lebih kuat daripada versi GPT 3.5 sekaligus lebih mampu menjawab permintaan pencarian dengan informasi terkini dan jawaban beranotasi.

Sedangkan pada browser Edge, Mirosoft juga melengkapinya dengan dua fitur yang disempurnakan AI, berupa ‘chat’ dan ‘compose’. Masing-masing memiliki manfaat bagi pengguna dalam meringkas halaman web atau dokumen yang mereka lihat dan mengajukan pertanyaan tentang isinya; serta fitur asisten penulisan, yang membantu menghasilkan teks, dari email hingga unggahan media sosial, berdasarkan beberapa petunjuk awal.

Perlindungan risiko

Artificial Intelligence. (ShutterStock/metamorworks)

Untuk mengatasi masalah penyajian informasi palsu sebagai fakta yang banyak dilakukan oleh Bahasa AI seperti ChatGPT di generasi awalnya, Microsoft memastikan bahwa mereka sudah bekerja keras melindungi risiko seperti bias dan jailbreaking.

Pimpinan AI yang bertanggung jawab untuk Azure, Sarah Bird, mengatakan bahwa teknologi terbaru Microsoft ini sangat mampu untuk melindungi para pengguna dari berbagai upaya mengelabui chatbotAI untuk konten berbahaya dan penuh kebencian. “Kami telah melangkah lebih jauh dari sebelumnya untuk mengembangkan pendekatan pengukuran untuk mitigasi risiko,” katanya.

Lebih lanjut, layanan terbaru Bing pun selalu menyertakan peringatan kepada para penggunanya untuk sama-sama belajar. “Bing didukung oleh AI, jadi kejutan dan kesalahan mungkin terjadi. Pastikan untuk memeriksa faktanya, dan bagikan umpan balik agar kami dapat belajar dan meningkatkan,” begitulah peringatan ini dituliskan.

Apa itu ChatGPT?

Ilustrasi: tampilan depan dari ChatGPT.

Untuk memahami tentang apa itu chatbotGPT, infokomputer mendefinisikannya sebagai mesin berbasis teknologi AI yang dapat melakukan interaksi percakapan dengan penggunanya secara canggih. Mesin yang disebut chatbot tersebut dapat memberikan jawaban yang sangat ‘manusiawi’ bagi para pengguna yang mengirimkan pertanyaan atau perintah untuk membuat sesuatu dalam bentuk teks.

ChatGPT dikembangkan oleh OpenAI, perusahaan Amerika Serikat yang fokus mengembangkan teknologi AI. Teknologi ini dibuat berdasarkan GPT 3.5, sebuah model bahasa alami yang menggunakan proses pembelajaran deep learning. Hebatnya, kini Chat GPT bahkan sudah memahami perintah sekaligus memberikan jawaban dalam bahasa Indonesia.

Masalah ChatGPT

Tangan pengusaha menggunakan smartphone untuk mencari informasi dan mengobrol dengan AI atau kecerdasan buatan, Database dengan sistem cerdas, teknologi masa depan, kemajuan teknis, ChatGPT. Shutterstock/Noos Studio.

Chat GPT diluncurkan sejak November 2022, dan minat pada pembuatan teks berdasarkan AI di dunia maya pun meningkat signifikan. Bahkan, sebelum Microsoft, Google sudah mendahului penggunaan teknologi ini dengan nama Bard. Namun, keberadaan ChatGPT masih harus diuji, karena potensi terjadinya sejumlah kesalahan.

Para ahli sudah banyak yang mengingatkan tentang masalah yang bisa timbul oleh teknologi sejenis ChatGPT sejak lama. Sampai akhirnya, chatGPT muncul dan kekhawatiran para ahli pun terjadi, mulai dari kecenderungan menyajikan informasi palsu sebagai fakta, chatbot yang mengarang detail biografi seseorang, kemampuan mengarang makalah akademis, sampai menawarkan nasihat medis berbahaya.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil