Jakarta, FORTUNE – Aktris Hollywood, Scarlett Johansson, protes perihal penggunaan suaranya tanpa izin pada aplikasi perintah suara Teknologi AI (Artificial Intelligence) dari OpenAI–Sky. Ia bahkan dikabarkan telah menyewa penasihat hukum untuk menangani masalah ini.
Dikutip dari laman Fortune.com, Johansson mengaku terkejut mendengar suara Sky yang sangat mirip dengan suaranya. “Di saat kita semua bergulat dengan deepfake dan perlindungan terhadap kemiripan kita, karya kita sendiri, identitas kita sendiri, saya yakin ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang patut mendapatkan kejelasan mutlak,” ujarnya, Selasa (21/5).
Deskripsi Johansson ini berkaitan dengan ambiguitas dan potensi penyalahgunaan teknologi AI, chatbot, serta kloning suara, dan video. Sementara, ia tidak pernah memberikan izin kepada perusahaan ketika perusahaan ingin menggunakan suaranya, dan OpenAI malah menjalankan apa yang pada dasarnya merupakan tiruan vokalnya.
Menurutnya, CEO OpenAI, Sam Altman, sebelumnya meminta Johansson untuk mengisi sira sistem ChatGPT 4.0, mengingat suaranya cukup melekat dalam film ‘Her’. Sam mengatakan bahwa suara Johansson, “Menjembatani kesenjangan antara perusahaan teknologi dan kreatif dan membantu konsumen merasa nyaman dengan perubahan seismik yang berkaitan dengan manusia dan AI,” kata Johansson.
Tanggapan OpenAI
Sementara itu, lewat keterangan perusahaan, OpenAI sepakat bahwa suara AI tidak boleh dengan sengaja meniru suara khas selebriti, seperti Scarlett Johansson. “Suara Sky bukanlah tiruan dari Scarlett Johansson tetapi milik aktris profesional lain yang menggunakan suara bicara alaminya,” kata keterangan tersebut, tanpa mau menyebut nama artis yang mengisi suara itu.
Hal ini senada dengan pernyataan Sam Altman, yang berdalih suara itu bukanlah Johansson. “Dan tidak pernah dimaksudkan untuk mirip dengan miliknya,” katanya. “Untuk menghormati Ibu Johansson, kami telah menghentikan sementara penggunaan suara Sky di produk kami. Kami mohon maaf kepada Ms. Johansson karena kami tidak berkomunikasi dengan lebih baik.”
Pengunduran diri
Pernyataan Johansson ini, muncul beberapa hari setelah kepala penyelarasan OpenAI, Jan Leike, mengundurkan diri dari perusahaan pengembang teknologi AI tersebut, karena menilai operasional OpenAI mengabaikan aspek keselamatan.
“(Saya) tidak setuju dengan kepemimpinan OpenAI mengenai prioritas inti perusahaan selama beberapa waktu, sampai kami mencapai titik temu,” kata Leike.
Kepergian Leike, diketahui menyusul Ilya Sutskever, salah satu pemimpin tim ‘Superalignment’ OpenAI dan kepala ilmuwan.