Jakarta, FORTUNE – Schneider Electric merilis sejumlah inovasi dalam mengatasi tantangan Energi dan keberlanjutan dalam berbagai pengembangan Teknologi AI (Artificial Intelligence), seperti uninteruptible power supply (UPS) Galaxy VXL dan desain data center lewat kerjasamanya dengan NVIDIA.
Executive Vice President, Data Centers & Networks Schneider Electric, Pankaj Sharma, mengatakan pertumbuhan teknologi AI perlu diantisopasi dengan menurunkan kurva energi dengan mengurangi emisi karbon data center dan infrastruktur digital.
“Kami berkomitmen untuk mendorong batasan, menetapkan standar baru, dan membentuk masa depan AI, sambil melindungi lingkungan,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Rabu (11/12).
Kolaborasi bersama NVIDIA akan mendukung klaster AI berkapasitas tinggi, dengan pendinginan cair hingga 132 kW per rak. Desain ini mempermudah perencanaan dan penerapan dengan arsitektur yang terbukti dan tervalidasi, serta mengatasi tantangan unik dalam penggunaan pendinginan cair pada skala besar.
Galaxy VXL, hadir sebagai UPS yang ringkas dan berkapasitas tinggi. Produk terbaru ini bisa menghemat ruang hingga 52 persen dibandingkan dengan rata-rata industri. Dengan daya yang mencapai 1042 kW/m², UPS modular 1,25 MW ini dirancang untuk menyediakan daya yang lebih efisien dalam ukuran kecil dan padat.
Alasan kuat
Research Director, Cloud to Edge Datacenter Trends dari International Data Corporation (IDC), Sean Graham, mengungkapkan saat ini data center mengejar tujuan net-zero mereka di tengah pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Pada 2027, konsumsi listrik data center diperkirakan akan menyumbang 2,5 persen dari permintaan global, dengan sisa 97,5 persen tersebar di berbagai industri seperti bangunan, manufaktur, transportasi, dan energi," ujar Graham. “Janji keberlanjutan yang sesungguhnya terletak pada pemanfaatan AI untuk mendekarbonisasi seluruh rantai nilai di berbagai industri.”
Untuk itu, Schneider Electric dan NVIDIA menilai kerjasama ini penting, untuk mendorong efisiensi dan keberlanjutan. Dengan cara ini, industri tidak hanya dapat mengurangi jejak energi AI, tetapi juga memanfaatkan kemampuan pemantauan dan wawasan AI sebagai alat untuk upaya dekarbonisasi yang lebih luas.