Jakarta, FORTUNE – Twitter mengancam bakal mengajukan tuntutan hukum terhadap Meta usai meluncurkan Threads, platform baru serupa Twitter yang sudah mencatatkan lebih dari 30 juta pendaftar pada hari pertama beroperasi.
Melansir Reuters (7/7), pengacara Twitter, Alex Spiro, menuduh Meta sudah mempekerjakan mantan karyawan Twitter yang pernah memiliki akses terkait rahasia perusahaan. "Twitter bermaksud untuk secara ketat menegakkan hak kekayaan intelektualnya, dan menuntut agar Meta mengambil langkah segera untuk berhenti menggunakan rahasia dagang Twitter atau informasi yang sangat rahasia lainnya," ujar Spiro dalam surat yang dilayangkan kepada CEO Meta, Mark Zuckerberg.
Belum ada tanggapan dari Spiro perihal surat tersebut, namun Reuters berhasil menanyakan perihal mantan karyawan Twitter ini kepada salah satu mantan karyawan senior Twitter. Namun, sumber tersebut mengaku tidak mengetahui adanya mantan staf Twitter yang bekerja di Threads, bahkan Meta.
Sementara, pemilik Twitter, Elon Musk, menuliskan sebuah cuitan di akun Twitter-nya, “Competition is fine, cheating is not,” atau "Persaingan tak mengapa, berlaku curang tidak," cuitnya, Jumat (7/7).
Meski begitu, juru bicara Meta, Andy Stone menanggapi tuduhan dari Twitter dan menyebut tidak ada satu pun mantan karyawan Twitter yang bekerja di Threads. "No one on the Threads engineering team is a former Twitter employee — that's just not a thing,” tulisnya di unggahan akun Threads.
Threads bukanlah aplikasi pertama yang menjadi pesaing Twitter. Sejak Twitter dibeli oleh Elon Musk seharga US$44 miliar pada tahun lalu, terdapat beberapa pesaing, seperti Mastodon atau Bluesky. Yang pasti, tampilan Threads menyerupai platform microblogging.
Tanggapan hukum
Tuduhan dan ancaman Twitter pada Meta menuai beragam tanggapan dari beberapa pakar hukum, seperti Mark Lemley dari Stanford, yang menyatakan bahwa Twitter akan membutuhkan lebih banyak detail daripada apa yang ada di surat, untuk bisa mengklaim bahwa telah terjadi pencurian rahasia dagang.
"Semata-mata mempekerjakan mantan karyawan Twitter (yang diberhentikan atau diusir oleh Twitter sendiri) dan fakta bahwa Facebook membuat situs yang agak mirip tidak mungkin mendukung klaim rahasia dagang," kata Lemley.
Sementara, profesor di Universitas New York, Jeanne Fromer, mengatakan perusahaan yang menuduh pencurian rahasia dagang harus menunjukkan bahwa mereka melakukan upaya yang wajar untuk melindungi rahasia perusahaan mereka.
Muncul di saat yang tepat
Meski memiliki sejumlah batasan, seperti ketiadaan fitur direct message, atau fitur pencarian kata kunci, dan sejumlah kekurangan lainnya, namun kemunculan Threads dianggap terjadi di saat yang tepat. Twitter yang sedang berkutat dengan kebijakan pembatasan jumlah cuitan per hari dan berbagai kebijakan perusahaan yang kontroversial sejak beralih pimpinan ke Elon Musk.
Profesor pemasaran di Universitas Chapman, Niklas Myhr, menyampaikan bahwa Threads sangat mungkin dominasi Twitter. "Threads akan mulai berjalan karena dibangun di atas platform Instagram dengan basis pengguna yang sangat besar dan jika pengguna mengadopsi Threads, pengiklan akan mengikuti dari belakang," ujarnya.
Meski begitu, CEO Twitter yang baru, Linda Yaccarino, membuat cuitan di Twitter yang mengatakan bahwa Twitter memiliki komunitas yang tak tertandingi. "We're often imitated–but the Twitter community can never be duplicated,” tulisnya, Kamis (6/7).